Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sosok Ali Dalam Menyelesaikan Krisis Air Menuju Kemandirian Masyarakat

30 Juni 2024   08:42 Diperbarui: 30 Juni 2024   20:09 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang ibu, Ali, dan adiknya berusaha sekuat tenaga untuk mencari solusi dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi sang ayah. Namun saat sedang mencari air bersih dari berbagai sumur yang ada nyatanya tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Setelah sekian lama mencari sumur tersebut nyatanya didominasi hampir kering airnya. 

Saat sedang merasakan keputusasaan keluarga tersebut akhirnya menemukan satu sumur yang masih cukup banyak air. Tetapi sumur air tersebut dimiliki oleh kelompok lain yang berseberangan dengan masyarakat dari desa tempat tinggalnya. Dengan demikian maka ketika keluarga Ali memohon untuk diberikan air bersih secara tegas kelompok tersebut menolaknya.

Penolakan yang dilakukan oleh kelompok tersebut sangatlah memilikukan bagi keluarga Ali secara spesifik bagi Ali. Padahal pada saat itu Ali sedang mengalami keputuasaan saat melakukan permohonan meminta air bersih. Namun balasan yang dilakukan oleh kelompok tersebut tetap bersikeras menolak memberikan air bersih bagi sang ayah Ali yang sedang sakit. 

Suara sang ibu sudah sangat terguncang sampai tidak mampu berkata-kata hanya mampu mengeluarkan air mata dari matanya. Bahkan pada saat itu tangisan sang ibu sangatlah terputus-putus dibarengi dengan memalas di tengah panasnya siang hari. Ali melihat kondisi tersebut hanya mampu menatap dengan penuh kekhawatiran dan mencoba untuk berbicara dengan penuh sopan dan hormat kepada kelompok tersebut. 

Namun saat sedang mencoba berkomunikasi dengan kelompok tersebut sangatlah sulit karena tatapan Ali dibalas dengan pandangan dingin. Adik Ali yang masih kecil tentunya langsung menarik lengan kakanya dengan wajah pucat penuh dengan kebingungan karena tidak mengerti mengapa kelompok tersebut menatap keluarganya dengan sangat kejam.

Beberapa kali penolakan yang disampaikan kelompok tersebut disampaikan secara tegas tanpa adanya aba-aba. Hal tersebut tentunya membuat pada saat itu suasana sekeliling menjadi semakin tengang. Bahkan pada saat itu ketegangan terasa begituh padat sehingga hampir bisa dipotong menggunakan pisau. 

Ali yang mundur karena ditarik sang adik seketika melihat ibunya yang sedang mencari harapan di tengah kelompok yang penuh pandangan dingin. Saat sang ibu mencoba minta belas kasihan kelompok tersebut namun respon yang diberikan sangatlah keras tanpa adanya belas kasihan.

Kelompok tersebut sampai membuat blokade untuk menjaga sumur air agar tidak diambil oleh keluarga Ali. Dalam keputuasaan yang mendalam harus terpaksa keluarga Ali kembali ke rumah dengan tangan hampa setetes pun untuk sang ayah.

Tidak berhasil mendapatkan air bersih yang dibutuhkan bagi sang ayah demi kesembuhan membuat kondisi memburuk. Secara perlahan-lahan sang ayah terus memburuk karena penanganan atas perawatan tidak memadai. 

Setelah sang ayah berjuang sekuat tenaga melawan penyakit ditengah-tengah keterbatasan pada akhirnya harus merasakan hembusan napas terakhir di rumah yang terasa sangat sunyi. Kematian sang ayah sangatlah mengguncang seluruh anggota keluarga serta meruntuhkan kekuatan emosional. 

Sang ibu yang telah berjuang tanpa henti dalam mencari solusi kesehatan bagi sang ayah pastinya terjatuh sangat dalam atas perasaan kesedihan yang mendalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun