Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Film

Agen Perubahan, Pelopor Kreativitas, dan Penginspirasi Masa Depan dalam Kehidupan Masyarakat

31 Mei 2024   20:41 Diperbarui: 9 Juni 2024   10:59 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan akan hal-hal yang terkait dengan pencahayaan dilakukan secara kreatif sehingga membantu menciptakan atmosfer yang disesuaikan dengan perkembangan emosi tokohnya. Misalnya pada adegan-adegan yang cenderung romantis antara Pras dan Roro yang berada di lokasi Candi Prambanan maka pencahayaan sangatlah lembut dan hangat mencerahkan wajah para tokoh. Hasilnya akan menciptakan aura keintiman sampai kehangatan yang disuguhkan kepada para penonton.

 Sebaliknya ketika ada adegan-adegan dimana Pras mengalami keputusasaan karena kesulitan mendapatkan pekerjaan cahaya yang ditampilkan lebih keras dan kontras untuk menyoroti ekspresi wajah yang gelap dan konflik batin mendalam. Melalui permainan cahaya yang digunakan dalam film telah berhasil mengkomunikasikan secara visual atas berbagai nuansa emosi yang mendalam bagi tokoh serta memperdalam pengalaman penonton untuk memahami perjalanan alur ceritanya.

Komposisi framing yang digunakan pada film tersebut juga dipilih secara cermat untuk meningkatkan daya tarik visual yang diberikan. Penggunaan teknik framing seperti rule of thirds terlihat dalam pengaturan adegan di sekitar Candi Prambanan. Hal tersebut dapat dilihat dari tokoh utama yang ditempatkan dengan dengan proporsi yang seimbang memberikan kesan harmonis yang estetik. 

Selain itu leading line juga digunakan secara baik yang mengarahkan pandangan penonton ke fokus utama dalam adegan seperti ketika Pras berjalan melalui lorong candi yang menjadikan perjalanan emosional menjadi lebih dalam. Melalui berbagai komposisi framing yang contohnya dipaparkan diatas membuat film tersebut mampu menambahkan lapisan keindahan visual yang memperdalam pengalaman sinematik ketika ditonton.

Sumber: isi-ska.ac.id
Sumber: isi-ska.ac.id

Film tersebut diproduksi oleh mahasiswa Prodi Film dan Televisi ISI Solo yang berkolaborasi dengan beberapa mahasiswa lintas program studi tetapi bergabung dalam komunitas Lembah Manah. Secara jelas mahasiswa yang terlibat dalam produksi film seperti Yosua Putra Wisena (Prodi FTV 2017) sebagai Produser, Riza Budi Utomo (Prodi FTV 2009/Alumni) sebagai Sutradara, dan Daniel Andhika Morgana (Prodi FTV 2018) sebagai Penulis Naskah. Selain itu juga ada mahasiswa lainnya yang bernama Wiwit Pujiana (Prodi Seni Tari 2018), Gutami Hayu Pangastuti (Prodi Karawitan 2017), dan Vidyantoro Giri (Prodi Seni Rupa Murni 2017) yang ketiganya berperan dalam film tersebut. Kolaborasi yang dihasilkan pada lintas program studi telah berhasil menciptakan karya seni yang holistik dan berdampak. Hal tersebut juga mencerminkan semangat kolaboratif dan inklusifitas di antara mahasiswa yang tidak hanya terbatas pada bidang studi masing-masing tetapi membuka diri untuk berkarya secara bersama-sama dalam lintas disiplin ilmu.

Meskipun sulit untuk menonton film pendek berjudul “Laku” tetapi penulis secara tak terduga mendapatkan akses untuk menikmatinya meskipun lupa di mana menontonnya. Pengalaman menontonnya tetap memberikan kesan yang mendalam dan memikat yang memperkaya pengalaman sinematik penulis.

Dengan tema yang kuat mengenai dinamika percintaan ditambah dengan aspirasi karir di kalangan generasi muda serta penggunaan elemen visual yang cerdas seperti pencahayaan sampai komposisi framing membuat film berjudul "Laku" berhasil menjadi sebuah karya yang menginspirasi dan memukai. 

Cerita yang disampaikan sangatlah mendalam dengan pengaruh visual yang kuat membuat film tersebut tidak hanya memperkaya pemahaman penonton mengenai kompleksitas hubungan manusia. Tetapi juga telah mampu menghadirkan pengalaman sinematik yang memikat ketika ditonton. Pada akhirnya film dengan judul "Laku" bukan hanya sekadar film sebagai hiburan saja tetapi menjadi karya seni yang mengundang penonton untuk merenungkan perjalanan hidupnya serta menjadi aspirasi dalam kehidupannya.

Melalui film yang dihasilkan oleh mahasiswa serta mendapatkan penghargaan secara nasional menandakan kualitas mahasiwa dalam menghasilkan karya bisa bersaing atas kualitasnya. Dengan karya yang dibuat oleh para mahasiswa akan menjadi penopang dalam merealisasikan visi Indonesia Emas 2045 yang akan terjadi sebentar lagi. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun