Indonesia merupakan negara yang dikenal karena keberagaman pulau yang membentang luas di antara Samudra Hindia dan Pasifik. Pulau yang dimiliki cukup beragama dari mulai besar hingga kecil dengan menghadirkan lanskap beragam dan keindahan alam yang berbeda-beda. Pulau Jawa yang menjadi pusat ekonomi dan kegiatan politik. Pulau Kalimantan yang terbagi antara Indonesia dan Malaysia menjadi rumah bagi hutan bakau yang melimpah dan spesies langka seperti orang utan. Sedangkan Pulau Bali mempesona pengunjung dengan pantai pasir putihnya, budaya yang kaya, dan arsitektur pura yang memukau. Kesemuanya menunjukkan betapa luar biasanya kekayaan pulau-pulau Indonesia dengan penawaran akan pengalaman yang unik dan tak terlupakan bagi pengunjungnya.
Untuk mengeksplorasi beragam keindahan pulau-pulau Indonesia tersedia berbagai jalur transportasi seperti darat, laut, dan udara. Meskipun jalur darat dan laut menyajikan pengalaman yang mendalam dengan memungkinkan wisatawan merasakan kehidupan lokal dan pemandangan alam yang memukau di sepanjang perjalanan. Nyatanya dua jalur tersebut memiliki kekurangan berupa waktu tempuh yang relatif lama dan keterbatasan aksesibilitas terutama ke pulau-pulau terpencil. Di sisi lain menggunakan jalur udara menawarkan kelebihan dalam hal kecepatan waktu sampai kenyamanan sehingga memungkinkan para pelancong untuk menjangkau pulau-pulau terluar dengan cepat dan efisien. Selain itu menggunakan jalur udara juga memberikan pandangan panoramik yang spektakuler dari atas dengan memperlihatkan keindahan alam Indonesia dari perspektif yang unik dan berbeda.
Tetapi dalam menggunakan jalur udara cenderung biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan jalur darat dan laut. Maka dari itu untuk dapat menarik banyak penggunjung pihak pengelola menyediakan maskapai berbiaya rendah yang menjadi pilihan populer bagi para pengguna yang ingin menjelajahi wilayah Indonesia. Berdasarkan International Air Transport Association (IATA) maskapai berbiaya rendah merupakan maskapai yang menawarkan tarif rendah dengan menghilangkah beberapa fasilitas dan layanan seperti layanan bagasi, makanan dan minuman gratis.
Munculnya persaingan harga di antara maskapai berbiaya rendah menjadi faktor utama yang memengaruhi preferensi pengguna dalam memilih maskapai penerbangan. Daya tarik utama dari maskapai tersebut terletak pada harga tiket yang lebih terjangkau menjadi pilihan utama bagi pengguna. Namun upaya untuk menekan harga tiket serendah mungkin seringkali diimbangi dengan pengorbanan beberapa layanan. Meskipun fasilitas yang dikorbankan tidak secara langsung berpengaruh pada aspek keselamatan namun penurunan biaya dalam maskapai penerbangan berpotensi mengurangi standar keselamatan jika harga tiket tidak menutup operasional.
Kondisi tersebut jika benar-benar terjadi akan dapat meningkatkan kecemasan penumpang dalam menggunakan maskapai tersebut. Untuk tetap memberikan rasa nyaman dan aman kepada masyarakat sebagai pengguna layanan maskapai penerbangan maka pemerintah akhirnya turun tangan. Bukti nyata dapat terlihat pemerintah mengeluarkan aturan berupa Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 90 Tahun 2015 tentang Pengaturan Harga Tiket Pesawat Udara. Adanya peraturan tersebut membuat pengelola maskapai penerbangan tidak akan semena mena dalam memberikan harga tiket murah untuk menarik penumpang dengan mengorbankan beberapa layanan seperti keselamatan.
Penerapan aturan harga tiket yang dilakukan oleh pemerintah memberikan dampak positif bagi beberapa pihak seperti pengguna, pemerintah, dan pengelola. Bagi pengguna dengan atauran tersebut akan dapat memastikan harga yang terjangkau saat mau menggunakan transportasi udara tetap aman dan nyaman. Bagi pemerintah memastikan bahwa setiap maskapai akan menawarkan harga yang wajar sehingga pengelola akan dapat tetap hidup yang akan memberikan pajak bagi pemerintah. Sedangkan bagi pengelola adanya aturan tersebut memberikan napas kehidupan yang segar akibat perang harga memiliki ujung gulung tikar tidak terjadi di pasar yang tidak sehat tersebut.
Adanya aturan batas minimum harga tiket oleh pemerintah meskipun memberikan dampak positif bagi berbagai pihak seperti penumpang dengan tarif yang terjangkau secara langsung juga berdampak kurang baik bagi pengelola maskapai. Dimana pihak pengelola maskapai akan sulit untuk mendapatkan margin yang maksimal karena semua pihak berlomba-lomba berada di batas minimum dari aturan pemerintah agar pengguna banyak. Walaupun demikian untuk dapat meningkatkan margin dalam kondisi biaya maskapai penerbangan yang rendah maka ada beberapa langkah efisiensi dan efektifitas dalam pengoperasian kegiatan penerbangan menjadi krusial. Berikut ini beberapa langkah secara nyata yang dapat dilakukan untuk menaikan margin tanpa harus menambah beban biaya tiket bagi pengguna yaitu:
Pertama yaitu memanfaatkan teknologi digitalisasi dalam hal administrasi untuk mengurangi biaya terkait pengadaan kertas, tinta, dan peralatan tulis lainnya. Dengan adanya pengurangan biaya untuk peralatan tulis dapat dialih fungsikan untuk berbagai sumber daya lainnya seperti peningkatan layanan pelanggan, perawatan pesawat, sampai inovai teknologi yang akan meningkatkan efisiensi operasional maskapai. Belum lagi sistem administrasi digital akan membuat transparan serta menekan terjadinya kesalahan akibat manusia dalam administrasi.
Kedua yaitu dalam bidang marketing menggunakan media sosial akan akun pribadi maskapai penerbangan. Pemanfaatan media sosial dilakukan untuk memasarkan dalam meningkatkan visibilitas dan keterlibatan pelanggan. Selain itu dilakukan pengganti model tradisional yang biasanya menggunakan selebritis nasional sebagai duta merek kini lebih menggunakan influencer yang memiliki basis pengikut yang kuat dan kredibilitas di bidang tertentu seperti traveling. Dimana peran dari influencer tersebut untuk memberikan ulasan yang jujur dan transparan sebagai pengguna akan layanan yang diterima sehingga akan membangun kepercayaan dan keterhubungan dengan pengguna. Dengan pendekatan tersebut membuat pengelola maskapai penerbangan dapat memanfaatkan potensi media sosial untuk mencapai target pasar mereka dengan cara yang lebih otentik dan efektif.
Ketiga berupa pengembangkan program promosi yang menarik ditampilkan pada layar monitor pesawat. Apalagi pengguna dengan waktu perjalanan yang cukup lama dapat dimanfaatkan sebagai layanan promosi akan sebuah produk. Dimana program promosi dapat menyajikan infomrasi yang relevan dan menarik bagi pengguna seperti penyewaan mobil, hotel, tempat wisata, restoran, dan masih banyak lagi. Tentunya tampilan promosi haruslah menarik dan interaktif sehingga penumpang dapat diberi informasi tentang penawaran khusus, diskon, atau paket promo yang tersedia. Sehingga akan dapat meningkatkan kesadaran dan minat untuk menggunakan layanan atau produk yang dipromosikan. Adanya promosi yang dilakukan akan menjadi masukan baru bagi pengelola maskapai penerbangan dalam menerima tambahan.
Keempat yaitu memaksimalkan jarak antar tempat duduk menjadi lebih rapat. Secara umum biasanya jarak antar tempat duduk (pitch) biasanya berada diangka 28-32 inchi untuk kelas ekonomi padahal secara standar jaraknya berad diantara 30-34 inchi. Dengan mengurangi jarak antar jarak tersebut akan dapat mampu meningkatkan kapasitas pesawat kurang lebih 10-15% yang tergandung dari kabin dan jenis pesawat yang digunakan. Contohnya pesawat narrow-body seperti Boeing 737 atau Airbus A320 yang biasanya dapat mengangkut sekitar 150-200 penumpang dalam konfigurasi standar akan dapat meningkatkan kapasitasnya menjadi 170-230 penumpang dengan penyesuaian jarak antar tempat duduk yang lebih rapat. Meskipun peningkatan kapasitas tersebut dapat membantu meningkatkan pendapatan bagi maskapai namun hal ini juga dapat berdampak pada kenyamanan penumpang. Maka dari itu penerapan point ketiga ini untuk jarak penerbangan yang relatif pendek agar tetap nyaman bagi penumpang.
Kelima yaitu untuk menekan biaya pembelian pesawat bagi pengelola maskapai dengan menerapkan strategi berupa pembelian pesawat bekas yang masih dalam kondisi baik. Secara contoh jenis pewasawat bekas dari Boeing 737-800 pasti akan miring dibandingkan dalam kondisi baru. Apalagi umur layan pada pesawat berada di angka 20-30 tahun. Maka pembelian pesawat bekas dengan jenjang tahun 15 tahun keatas agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam operasional sebelum akhirnya dinyatakan berbahaya untuk digunakan.
Keenam berupa selektif dalam pemilihan jenis pesawat yang konsumsi bahan bakar rendah. Contoh jenis pesawat Airbus Airbus A320neo dan Boeing 737 MAX yang merupakan pesawat populer dengan kinerja baik. Nyatanya dari dua jenis pesawat tersebut untuk jenis pesawat Airbus A320neo dikenal memiliki konsumsi bahan bakar yang lebih rendah daripada Boeing 737 MAX. Hal ini disebabkan oleh desain aerodinamis yang lebih modern, mesin yang lebih efisien, dan teknologi winglet yang disematkan pada Airbus A320neo. Dengan meninjau segi efesiensi akan bahan bakar maka pengelola pesawat akan memilih Airbus A320neo untuk maskapai penerbangan jangka panjang.
Ketujuh yaitu dalam menekan biaya pemeliharaan dan perawatan pada komponen dapat mengadopsi strategi efisien. Sebagai contoh pada pesawat Boeing 737 yang merupakan pesawat banyak digunakan dalam industri penerbangan maka strategi efisien yang dilakukan memprioritaskan pemiliharaan preventif secara terjadwal. Hal tersebut dilakukan pula monitor kondisi pesawat secara teratur agar dapat mengidentifikasi masalah kecil sebelum berkembang menjadi serius dan besar. Selain itu dilakukan juga pembelian komponen atas pemeliharaan dan perawatan kepada pihak yang memberikan jaminan garansi yang panjang agar dapat diklaim ketika terjadi kerusakan.
Kedelapan yaitu penggunaan hanggar yang dibagi kedalam beberapa maskapai penerbangan. Biaya hangar memang tergantung dengan lokasi hanggar, ukuran pesawat, dan layanan yang disediakan oleh hanggar. Dengan faktor tersebut dapat menyebabkan biaya hanggar menjadi lebih tinggi lagi bagi dompet pengelola maskapai. Menggunakan satu hanggar yang digunakan berbagai maskapai akan menekan biaya menjadi lebih rendah. Dengan demikian penggunaan hanggar yang dibagi dapat menghasilkan penghematan yang signifikan bagi maskapai penerbangan dalam jangka panjang.
Pada dasarnya ada banyak sekali cara yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola maskapai untuk meningkatkan keuntungan di kondisi biaya rendah salah satunya dipaparkan diatas. Dengan pertumbuhan dan pengembangan yang berkelanjutan maka maskapai berbiaya rendah di pasar aviasi Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain kunci dalam menyediakan layanan udara untuk transportasi antar pulau di Indonesia. Dengan memanfaatkan model bisnis yang efisien dan biaya operasional yang rendah maka maskapai penerbangan akan dapat menawarkan lebih banyak rute dan frekuensi penerbangan antar pulau yang mungkin sebelumnya tidak terjangkau oleh jalur laut dan udara. Hal ini tidak hanya akan memperluas aksesibilitas bagi masyarakat Indonesia tetapi juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan pariwisata di berbagai wilayah di seluruh kepulauan. Dengan demikian maka maskapai berbiaya rendah dapat menjadi motor penggerak untuk meningkatkan konektivitas antar pulau di Indonesia yang akan membuka lebih banyak peluang bagi pengembangan regional dan meningkatkan mobilitas penduduk serta pariwisata di negara ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H