Di dalam menjalani kehidupan ini ada banyak fase kehidupan yang dilewati salah satunya fase bekerja. Biasanya seseorang akan masuk fase tersebut setelah ketika sudah berada di usia belasan tahun keatas. Ditahun ini Tarmin yang usianya sudah masuk kategori tersebut maka ia mulai mencari pekerjaan.
Hidup di desa ada beberapa pekerjaan yang dipandang tinggi oleh masyarakat. Salah satu pekerjaan tersebut berupa Pegawai Negeri Sipil (PNS). Alasan munculnya pandangan tersebut karena keamanan saat masa tua akibat adanya uang pensiun. Bahkan hampir setiap saat para orang tua selalu memaparkan hal yang sama kepada anaknya berupa dorongan untuk menjadi PNS saat kerja nanti.
"Nanti kamu kerja jadi PNS saja yah nak" itulah perkataan seseorang ibu kepada anaknya "Dengan menjadi PNS membuat orang tua tenang".
Maka dari itu Tarmin terus sekali berlatih agar saat seleksi dapat meraih kata lolos menjadi PNS. Nyatanya karena semua anak muda berpikir hal yang sama membuat persaingan menjadi ketat. Untuk dapat lolos hampir setiap saat ia selalu berlatih dalam menyelesaikan try out PNS yang diadakan oleh berbagai lembaga.
Hasil try out membuat Tarmin menjadi percaya diri diterima menjadi bagian dari PNS. Didukung oleh semangat dan persiapan yang maksimal ia menghadiri setiap tahap seleksi dengan penuh dedikasi. Sebelum hari-H seleksi berlangsung Tarmin meminta doa kepada ibunya.
"Ibu" dengan hati-hati kepada ibunya "bolehkah aku berbicara sesuatu?".
"Tentu saja, nak" jawab ibu.
Disitulah Tarmin menjelaskan kepada ibunya seluk beluk dan rencana kedepan kepada ibunya setelah memilih menjadi PNS. Ibunya mulai tersenyum sambil berkata "Aku bangga melihat mu semangat dan tekad mu nak" Lanjut ibunya berkata "Tapi kamu harus tahu nak bahwa menjadi PNS memiliki tanggung jawab besar terhadap masyarakat dan negara". Setelah perkataan itu selesai ibunya Tarmin hanya bisa merestui sambil berdoa semoga sukses kepada anaknya.
Keesokan harinya selama proses berlangsung Tarmin banyak bertemu pesaing. Dilihat secara visual semua peserta sangatlah berusaha keras dalam meraih posisi sama yaitu PNS. Ditengah persaingan seleksi berlangsung Tarmin merasa stres. Munculnya stres tersebut membuat selama seleksi berlangsung Tarmin tidak bisa memberikan hasil terbaik menurutnya.
Hari pengumuman akhirnya tiba. Tarmin dengan harapan besar menantikan pengumuman hasil seleksi. Wajahnya sudah sangat tegang di depan layar membaca hasilnya. Saat layar memaparkan pengumuman seketika wajahnya menjadi kecewa saat mengetahui pengumuman tersebut. Terpampang bahwa ia tidak memenuhi standar kelulusan untuk menjadi PNS. Tarmin merasa seperti mimpi indah menjadi PNS hancur karena kegagalan.