Akhirnya suatu hari Maya menerima sebuah surat terakhir dari Rama. Kini Rama mendapatkan tugas bahwa ia akan ditempatkan di perbatasan yang kondisinya zona merah karena rawan akan konfilk. Pada surat tersebut dipenuhi akan harapan sampai tekad yang begituh kuat sebagai seorang prajurit terbaik bangsa. Walaupun demikian Maya mengetahui secara pastinya akan perasaan khawatir yang tersembunyi di balik kata-kata Rama tersebut.
Beberapa bulan kemudian telah berlalu. Hal yang mengejutkan Maya pun akhirnya datang kepadanya tanpa adanya peringatan terlebih dahulu. Disitu Maya menerima kabar bahwa Rama kini telah gugur dalam tugas yang dijalaninya. Seketika pikiran sampai badan Maya hancur seketika. Belum lagi kini air mata yang tadinya kering kini membanjiri wajahnya tanpa henti. Perasaan kehilangan pasti dirasakan oleh Maya. Tetapi tidak hanya kehilangan seseorang sahabat saja melainkan ia juga seperti kehilangan seseorang terpenting dalam kehidupannya.
Inginya Maya berita tersebut hanyalah kebohongan semata sehingga ketika bertemu dengan Rama ia masih dapat bercengkrama dengan baik tanpa hambatan. Maka untuk membuktikan hal tersebut Maya langsung pergi ke pemakaman Rama untuk melihat secara langsung. Benar saja nisan batu pituh tersebut bertuliskan dengan nama Rama dengan jelas. Seketika matanya kembali berkaca-kaca sambil mengeluarkan air mata yang bergituh deras tanpa henti.
Ia tau walaupun kini Rama sudah tidak lagi bisa bersamanya. Tetapi Maya pasti mengetahui bahwa Rama akan ada selalu di dalam kenangan sebagai sosok yang selalu memberikan keberanian dan inspirasi untuk dirinya. Maka dalam kondisi kesedihan yang amat dalam kini Maya mulai menemukan makna dari persahabatan sejati. Meskipun saat itu tubuh Rama telah tiada tetapi semangat dan tekadnya tetap bersarang di dalam diri Maya. Kini Maya bersumpah untuk terus menjalani hidupnya dengan keberanian dan dedikasi dari Rama sebagai penghormatan terhadap sahabatnya yang telah berpisah tersebut. Sehingga kini ketika Maya sedang menghadapi tantangan kehidupan ia akan selalu mengingat kata terakhir Rama berupa"Hati dan jiwa kita tetap bersatu."
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H