"Siapa yang takut dengan suaraku?" tanya Ramos.
"Badeg!" Gondrong memanggil salah satu temannya dengan gerakan tangan.
Badeg, tubuhnya yang besar seperti raksasa itu, dengan gesit menangkap seekor ayam betina yang kebetulan sedang melintas. Berdiri disebelah Gondrong, tangan Badeg yang kekar membelai-belai leher ayam itu lalu tiba-tiba dengan sekali gerakan dipatahkannya leher binatang itu di depan Ramos.
"Kamu lihat sekarang," kata Gondrong, "Ayamku mati gara-gara ketakutan mendengar suara kamu!"
Badeg melempar ayam betina yang sudah mati itu ke arah Ramos.
"Baik, kami akan segera pergi dari sini," jawab Ramos, "Maafkan kami."
"Maaf?" Gondrong berbicara sambil mengelus perutnya sendiri, "Ayam mati itu harus kalian bayar dulu."
"Dan kalau kami tidak setuju?" Tanya Ramos lagi.
"Maka kamu akan pulang dengan satu kaki!" Jawab Gondrong.
Kali ini Rina yang tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawaban Gondrong. Gondrong dan teman-temannya sempat bingung melihat situasi ini. Ramos buru-buru menjelaskan, dilipatnya celana panjang yang dipakai keatas sehingga kaki palsu Ramos nampak terlihat jelas. Setelah memastikan bahwa mereka sudah melihat kaki palsunya, Ramos kembali merapikan celanannya. Tapi tiba-tiba Badeg memukul kepala Ramos hingga jatuh tersungkur.
"Tunggu dulu! Ini sudah sangat keterlaluan, kamu harus memohon ampun pada ayahku itu!" teriak Rina sambil menunjuk ke wajah Badeg.