Madiun, Eka Poernomo (24) awalnya ia bekerja di salah satu perusahaan besar dimana ia tinggal. Bulan Juni 2020 menjadi bulan yang suram bagi dirinya. Tak pernah menyangka jika dirinya masuk dalam daftar mereka yang jadi korban PHK imbas pandemi.
Melamar kerja di tempat lain tentu tidak mudah, apalagi dengan kondisi pandemi seperti saat ini. Namun di tengah kegelisahan nya, Eka menolak berdiam diri.
Ia mencari inspirasi, mencari cara untuk bisa tetap mendapatkan penghasilan. Menjadi korban PHK bukan berarti ia tidak bisa sukses mengerjakan hal lain. Yakni dengan berjualan Thrifting. "Awal mulanya karena dari dulu sudah suka Thrift. Dulu nyebut nya bukan Thrift tapi ngawol. Gak kepikiran, cuma posisi pas kena phk, bingung nggak ada pemasukan. Kebetulan saat itu Thrift lagi naik," ujarnya.
Meski masih pemula di bidang Thrift, Eka tak putus asa. Tak disangka, keahlian di bidang penjualan bisa membantunya. Dia melapak di platform digital seperti, Instgram, Facebook, dan Shopee. Nama lapak Eka ialah Goodnight Everyone. Nama tersebut ia pilih karena dirinya sering aktivitas di malam hari.Â
Di Goodnight Everyone sendiri menjual Sweater dan hoodie. Barang tersebut ia dapatkan import. Baju bekas yang masih layak pakai di negara lain di kumpulkan di jadikan bundle/ball. Beratnya ada yang 50 kg dan 100 kg. Isinya bermacam-macam, sweater, jacket, topi, kaos, celana dll. Kemudian di import ke indonesia sama importir.
"saya dapatnya dari importir ini. Harga per bundle/ball berbeda. Tergantung jenis, nilai tukar dan permintaan. Kalau saya ambil nya atasan. Semacam sweater dan jaket hoodie. Dengan harga 4-6 juta. Dengan isi kalau sweater sekitar -+ 250 kalau hoodie -+140. Saya jual dengan range harga 40rb-200rb. Tergantung merk dan kondisi," ucapnya.
Urusan penjualan, Goodnight Everyone melakukannya dengan online dan offline. Penjualan online ia kirim melalui kurir. sedangkan penjualan offline bisa ia lakukan COD (Cash On Delivery) untuk karesidenan Madiun saja. Kini Eka berhasil meraih Omzet  mencapai 8 - 10 juta per bulan.
Eka berharap, Semakin besar pangsa pasar nya, punya offline store sendiri. Dan kedepan nya mungkin akan bikin produk sendiri. Entah kaos atau apa.
Penulis: Tony Hermanto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H