Mohon tunggu...
Hartono Tasir Irwanto
Hartono Tasir Irwanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Rasionalitas membawa pemikiran anda melangit. Moralitas membawa tindakan anda membumi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

HMI; Harapan Masyarakat Indonesia(?)

5 Februari 2016   22:33 Diperbarui: 5 Februari 2016   22:39 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masyumi sendiri adalah federasi dari organisasi-organisasi Islam yang eksis pada rezim Jepang. Dikarenakan universalitas dan multi aliran Islam yang diusung Masyumi, membuatnya menjadi Organisasi Islam terbesar dan plural pada waktu itu. Masyumi kemudian berperan besar dalam pengkaderan HmI pada level mahasiswa dan PII pada level pelajar sebagai perpanjangan tangan dari Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia). Akibat potensi besarnya dan utamanya perlawanannya terhadap rezim Soekarno, Masyumi dibubarkan dan tidak dihidupkan kembali meski beberapa rezim telah berganti. 

Sejak saat itu, HmI menjadi bebas bergerak, independen, dan menentukan sendiri skema organisasinya. Sejak saat itu pula, HmI banyak melahirkan kader- kader harapan bangsa. Sebut saja, Nur Cholis Madjid, Dawam Rahardjo, Yusuf Kalla, Munir, Mahfud MD hingga Anies Baswedan. Mesin pencetak kader harapan bangsa bernama HmI masih terus berproduksi, selama kita tidak mematikan mesinnya. Jika ada segelintir produk yang rusak, jangan buang mesinnya. Perbaiki mesin tersebut. Perbaiki dengan memahami nilai dan mengamalkannya. Harapan itu masih ada pada HmI. Apalagi jika pemimpin organisasinya adalah pemimpin yang membawa harapan, dapat diharapkan, hingga HmI menjadi harapan masyarakat Indonesia sedia kala. Seperti kata Andy dalam Film The Shawshank Redemptions; harapan adalah sesuatu yang baik, dan sesuatu yang baik takkan pernah mati.

Yakin Usaha Sampai!

Di tulis di Pekanbaru, pada suasana Kongres ke 29 HMI, 24 November 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun