7) Sekarang beli pulsa 100 saja sudah langsung rugi karena langsung dipotong, kemarin hampir saja tukang gorengan bawa tiang listrik sendiri-sendiri, buat masak pakai kompor listrik. BUMN ternyata berpikirnya hanya bagaimana mengakali rakyat, dapat untung besar. Ini implementasi ekonomi Pancasila? Atau implementasi siapa?
8) Rakyat sudah miskin dan hidup sulit, masih juga tega membuat derita. Pokok masalah energi listrik mahal!
dll.
Saya pikir, bila warganet menulis komentar seperti demikian adalah wajar. Sebab, banyak sekali kebijakan-kebijakan pemerintah yang selalu menambah rakyat tambah susah dan menderita. Namun demikian, sejatinya kehadiran smart meter memang tidak bisa ditawar.
Alasannya, kehadiran smart meter akan memuluskan transformasi digital perusahaan (PLN) secara menyeluruh. Lebih dari itu, pun  meningkatkan efisiensi dan transparansi kelistrikan bagi pelanggan alias rakyat.
Hadirnya smart meter, data yang terkumpul melalui teknologi IoT (Internet of Things) otomatis akan membantu PLN meningkatkan kualitas pelayanan, produktivitas dan efisiensi serta penagihan meteran yang akurat. Pelanggan juga dapat memantau penggunaan listrik mereka secara langsung melalui ponsel pintar.
YLKI?
Bagaimana kata Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) atas hadirnya smart meter?
Ketua Harian Yayasan YLKI, Tulus Abadi mendukung digitalisasi pencatatan meteran listrik. Sebab, digitalisasi meter listrik pelanggan PLN memang diperlukan.
"Mengganti meter listrik menjadi digital merupakan jalan tengah, agar konsumen tidak merasa dirugikan ketika tagihan listriknya tiba-tiba melonjak. Seperti yang banyak dikeluhkan masyarakat saat ini," ujarnya kepada awak media Rabu (28/12/2022)
Tulus menilai, masyarakat saat ini juga sudah melek teknologi. Sehingga memungkinkan jika meteran tradisional bisa diubah menjadi digital.