Lalu, ada kambing hitam persiapan tim terganggu karena kompetisi sedang libur gara-gara tragedi Kanjuruhan. Tetapi TC hampir sebulan pun tidak ada program uji coba.
Andai kompetisi tidak libur, tidak ada tragedi Kanjuruhan, ada program uji coba dalam TC, saya yakin para pemain yang rendah intelegensi dan personality dengan andalan sikap egois dan individualisnya, tetap saja akan merusak kekompakan, permainan, kolektivitas, dan produktivitas tim.
Saat bentrok, buang tabiat buruk
Bila saat bentrok ke-81 atau ke-15 di Piala AFF, karakter miskin hati dan pikiran yang dipertunjukkan dalam dua laga masih melekat di hati dan pikiran di beberapa pemain serta ditonjolkan dalam bentuk sikap egois dan individualis yang buntutnya mengurangi kemampuan teknik dan fisik, maka jangan harap, pasukan STy ini mampu menang lawan Thailand. Mengimbangi permainannya pun akan kesulitan.
Meminjam istilah STy, dalam laga versus Brunei ada pemain yang disebut plin-plan. Maksudnya adalah tidak dapat mengambil keputusan cerdas saat sedang menguasai bola. Keputusannya seharusnya bola segera diumpan ke teman, tetapi masih dikuasai hingga sangat mudah direbut lawan. Selain itu, selain plin-plan menguasai bola atau mengirim umpan ke teman yang lebih menguntungkan posisinya untuk mencetak gol, malah memilih menembak ke arah gawang sendiri, hasilnya pun mengecewakan.
Wahai para pemain yang sekarang dipilih STy masuk gerbong Timnas Indonesia Piala AFF 2022, yang masih lekat dengan karakter egois dan individualis malu dan tahu dirilah. Selama ini Indonesia selalu gagal di Piala AFF di antara penyebabnya karena hal itu.
Tidak usah sok menonjol. Tidak usah berpikir harus jadi pahlawan pencetak gol timnas dan mencatatkan namanya dalam sejarah, sebab tidak akan ada artinya bila Garuda kalah permainan dan gol. Gagal lagi di Piala AFF.
Bukalah mata hati dan pikiran kalian. Berusahalah untuk cerdas otak dan cerdas kepribadian. Sebab, publk sepak bola nasional banyak yang sudah paham tabiat kalian. Jangan dibawa saat laga versus Thailand. Singkirkan, buang tabiat buruk itu, agar Garuda menang. Garuda ya, yang menang. Bukan individu pemain!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H