Berada dalam persaingan, tetapi memahami kelemahan-kekuatan-peluang-ancaman yang ada pada diri sendiri dan pesaing, maka yakin kita mampu bertarung dan bersaing.
(Supartono JW.12112022)
Setiap langkah yang akan dilakukan, kita wajib memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Bukan asal, tiba saat, tiba akal. Hasilnya akan signifikan, maksimal, sesuai tujuan dan sasaran.
(Supartono JW.12112022)
Melangkah dan berbuat hal benar dan baik apa pun, bila dilakukan dengan hati dan pikiran cerdas dan bersih, dengan proses yang halal, benar, dan baik, maka kegagalan dan kepahitan pun akan tetap kita syukuri karena hasil dari langkah kaki sendiri, apalagi bila berhasil.Â
(Supartono JW.12112022)
Bila selama ini kita membaca atau menonton atau mendengar tentang pernyataan terstruktur, sistemik, terorganisir, terukur, terprogram, terskenario di media massa di televisi, maka itulah perbuatan/kegiatan/pekerjaan/bisnis dan lain sebagainya yang dilakukan oleh orang-orang terdidik, oleh lembaga, instansi, oleh instiusi, hingga oleh parlemen dan pemerintah, baik yang akibatnya bermaslahat atau sekadar membawa mudarat.Â
Pun selalu dilakukan oleh orang-orang atau pihak yang licik. Tujuannya juga untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri dan pihaknya, sudah lazim.
Langkah ilmiah
Tentang terstruktur, sistemik, terorganisir, terukur, terprogram, terskenario, tentulah
bentuk kegiatan/perbuatan/pekerjaan/dll, yang semua langkahnya dimulai dengan memahami dan memikirkan latar belakang, identifikasi masalah dan persoalan yang ada, dan yang akan dihadapi. Itu adalah langkah ilmiah.
Ada pembatasan masalah dan persoalan kegiatan agar kita tidak repot sendiri. Lalu, kita tetapkan tujuan. Kita tetapkan sasaran. Bagaimana langkah-langkah prosesnya untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan memahami masalah dan persoalan yang sudah teridentifikasi.Â