Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

PSSI=Voters=Statuta, Tragedi Kanjuruhan Akibat Kesalahan Fatal, Siapa?

21 Oktober 2022   21:56 Diperbarui: 21 Oktober 2022   22:15 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iluatrasi Supartono JW


PSSI=voters=statuta=tidak dapat diintervensi. Bisa apa, bila jalankan kegiatan sepak bola di wilayah RI, Pemerintah  dan Kepolisian tidak merestui?(Supartono JW.21102022)

Membaca apa yang disampaikan oleh juru bicara PSSI, Achmad Riyadh di Mapolda Jatim, Kamis (20/10), buntut dari Tragedi Kanjuruhan, yang dirilis beberapa media nasional, saya hanya dapat mengelus dada.

Pasalnya, meski Achmad Riyadh, berjanji PSSI akan melakukan transformasi dan mengubah aturan-aturan menjadi lebih baik. beberapa pernyataan Riyadh, membuat saya tersenyum, tetapi "Sedih".

Tragedi Kanjuruhan, FATAL

Jelas, bahwa sejak Tragedi Kanjuruan yang FATAL terjadi, banyak pihak menuntut petinggi PSSI untuk mundur dan melakukan revolusi dalam organisasi tersebut. Apalagi tragedi Kanjuruhan usai laga Arema Malang vs Persebaya Surabaya, terbaru, korban meninggalnya bertambah menjadi 134 orang.

Logis, bila pengurus PSSI mundur sendiri tanpa harus diminta. Sebab, ini masalah nyawa sampai melayang, penanggungjawab kompetisinya PSSI. Sampai tragedi terjadi, suporter juga belum pernah diurus dengan serius. 

Jadi, permintaan mundur sangat logis, akibat kesalahan yang sangat fatal dari PSSI, tidak mengurus suporter, mengabaikan keamanan dan jadwal laga.

Ternyata, dengan adanya kesalahan yang begitu fatal, Achmad Riyadh malah pasang badan dan berjanji organisasinya akan melakukan transformasi dan mengubah aturan-aturan menjadi lebih baik. Riyadh, bukan itu yang dimaksud?

Tidak usah berdalih, PSSI akan membuktikan janji? Sebab, selama ini pun, publik tahu, di ke mana kan, masukan-masukan ke PSSI itu? Berapa masukan yang ditanggapi? Buka ke publik apa yang sudah PSSI perbaiki sesuai masukan-masukan, kritik, dan saran? 

Jujur saya tertawa atas pernyataan ini:

"PSSI perlu pengamat, perlu suporter, perlu memberikan masukan agar PSSI jadi lebih baik. Ini yang harus dilaksanakan untuk memperbaiki PSSI," ujar Riyadh.

Mana masukan pengamat yang ditanggapi PSSI?

Bapak Riyadh yang terhormat, boleh saya diberikan identifikasi masukan-masukan cerdas, khususnya dari para pengamat sepak bola, termasuk dari saya, yang sudah dilaksanakan oleh PSSI di Kepengurusan Anda, demi perbaikan sepak bola nasional mulai dari sektor akar rumput sampai masalah suporter dan lainnya?

Apa yang PSSI sudah lakukan untuk edukasi suporter? Hingga tragedi Kanjuruhan, tragedi sebelumnya terkait suporter, yang terjadi dan memakan korban jiwa, terjadi?

Lihat! Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) saja peduli menangani suporter yang anarkis di 2018, meski bukan wewenangnya. Saya diundang menjadi Nara Sumbernya! Apa yang sudah dilakukan PSSI soal edukasi suporter baik secara parsial mau pun komprehensif? 

Di luar masalah suporter, tengok pondasi sepak bola nasional. Wadahnya, Kurikulumya, dan lainnya, terus diabaikan. Padahal ribuan kali masukan, kritik, dan saran telah dilayangkan. Saya sendiri sudah memberi masukan via ratusan artkel yang semua diamini oleh para pegiat sepak bola akar rumput dan praktisi sepak bola nasional. Apa yang sudah PSSI lakukan dan tanggapi?

Ada dibuat Elite Pro Academy (EPA). Untuk apa? Semua instan! Lihat, siapa yang membina pemain? Apa betul model kompetisinya? Mengapa Klub hanya tinggal comot pemain, malah minta surat ke luar dari wadah yang telah membina?

Apa yang PSSI sudah lakukan kepada wadah sepak bola akar rumput dari wadah yang baku, ada regulasi pasti, ada kompetisi berjenjang yang wadah sepak bola akar rumput hanya jadi sapi perah?

Masih segudang masalah, yang sejatinya PSSI tidak lakukan. Untuk apa bicara soal pengamatlah, suporterlah, dan lainnya? PSSI tidak butuh mereka, kan? Hanya butuh di omongan. Praktik dan realisasinya nihil. Karena semua hanya masuk telinga kanan langsung ke luar dari telinga kiri.

Riyadh, mengapa Anda sampaikan bahwa PSSI tak mempermasalahkan rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) karena organisasinya terbuka dengan kritik. Sebelum rekomendasi TGIPF saja sudah ribuan masukan, kritik, dan saran diabaikan.

Pernyataan kontradiksi

Kini, menanggapi rekomendasi Kongres Luar Biasa (KLB) dari Tim TGIPF, Anda menyebut, PSSI tidak mempermasalahkan, tetapi pernyataan Anda malah kontradiksi dan sekadar basa-basi, tapi pasang badan.

"Kita ingat, Indonesia (PSSI) sudah berapa kali KLB, ingat nggak?, ada empat kali di era Nurdin Halid, dari 2014 sudah empat kali. Menghasilkan apa? menghasilkan terus seperti ini. Kita harusnya konsentrasi PSSI harus jadi lebih baik. Kita menghargai semua lapisan masyarakat. Nggak mungkin PSSI bisa sendiri," ujar Riyadh.

"PSSI perlu pengamat, perlu suporter, perlu memberikan masukan agar PSSI jadi lebih baik. Ini yang harus dilaksanakan untuk memperbaiki PSSI," lanjut Riyadh.

Itu pernyataan lucu. Apalagi Riyadh mengatakan, jika pada bulan November 2023, akan terjadi pergantian pengurus. Dan perlu proses selama tiga bulan. Dan, pakai bicara, begini:

"PSSI nggak pakai disuruh nanti tahun 2023 ya ganti. Dan perlu proses 3 bulan sebelumnya mundur. Jadi saya kira PSSI sekarang buktikan dirinya ganti dan perbaiki yang lubang-lubang apa yang kurang-kurang. Yang ngerti sepakbola dapat banyak masukan kayak pemainnya," ungkap Riyadh.

Voters dan statuta tempat berlindung?

Ini yang dipersoalkan tanggungjawab nyawa, ngelesnya 2023 akan ada KLB. Lebih parah, Riyadh juga mengatakan:
"Siapa yang nyuruh (mundur). Kalau yang nyuruh mundur ini voternya menenuhi syarat, sesuai dengan statuta ya dijalankan. Sampai hari ini tidak ada voter yang mengusulkan hal itu," ujar Riyadh.

Luar biasa ya? Ujung-ujungnya mainnya dilingkaran itu-itu saja. Voters, statuta, tidak boleh intervensi.

Voters PSSI itu siapa saja, ya? Ya, lingkaran itu-itu saja. Yang mengesahkan statuta siapa, ya? Ya, voters yang itu-itu juga. Rumusnya menjadi Voters=PSSI=Statuta. Kalau PSSI disenggol, bentengnya voters. Kalau voters disenggol, dalihnya statuta.

Wahai voters dan PSSI yang statuta, bagaimana bila Pemerintah dan Kepolisian RI tidak memberi restu (izin-rekomendasi) kompetisi Liga 1, 2, 3, dan turunannya di gelar? Atau segala bentuk kegiatan yang berbau sepak bola di wilayah RI? Mau minta tolong voters? Atau minta tolong statuta? Atau minta bantuan FIFA?

Itu bukan intervensi lho? Tapi tidak diberikan restu karena PSSI yang=voters=statuta, memang tidak layak diberikan izin. Meski, tidak akan dihukum FIFA, ayo, bisa apa PSSI? Bisa apa voters? Untuk apa statuta?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun