Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Di Mana DPS PSSI? Suporter Kampungan Terus Dibiarkan Merusak, Menjadi Lahan Komdis PSSI Meraup Ratusan Juta

16 Agustus 2022   00:53 Diperbarui: 16 Agustus 2022   08:00 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW.

Fakta suporter masih ada yang kampungan di Piala AFF U-16 2022 dan terus dibiarkan suporter kampungan hadir dan masuk ke dalam stadion sejak Pekan pertama hingga Pekan keempat BRI Liga 1, maka tidak ada gunaanya DPS PSSI itu dibentuk. Akibat ulah suporter kampungan yang terus hadir di stadion, akan ada berapa banyak fasilitas, terutama bangku single seat yang rusak. Dan, yang tidak pernah dipikirkan adalah atraksi suporter yang berjingkrak baik di tempat duduk penonton yang masih beton atau di atas bangku single seat, yaitu kekuatan bangunan stadion yang bisa runtuh kapan saja karena beban suporter dan beban jingkrakannya.

DPS apa program dan tindakannya, Komdis meraup untung?

Atas kejadian dan catatan fakta-fakta tersebut, apa langkah dan tindakan DPS PSSI? Apa programnya yang nyata dan ada wujudnya serta diketahui oleh publik sepak bola nasional? Apa program yang sudah dirancang untuk menangani suporter kampungan dalam mendukung Timnas Indonesia? Apa program yang dirancang agar Pekan kelima BRI Liga 1 tidak ada lagi suporter kampungan yang tindakan bodohnya tersorot kamera televisi dan menjadi contoh buruk bagi suporter lain yang hadir di Stadion?

Apa memang suporter tetap dibiarkan kampungan agar Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dapat meraup untung dari perbuatan suporter kampungan yang merugikan Klub?

Lihat, Komdis PSSI, resmi menjatuhkan sanksi kepada Arema FC sebesar Rp170 juta usai laga melawan PSS Sleman di Liga 1 2022/2023. Adapun sanksi yang diberikan akibat dari tiga pelanggaran yang dilakukan Aremania (nama suporter Arema FC) saat melawan PSS Sleman pada Jumat, 5 Agustus 2022 silam. Pelanggaran pertama oleh suporter adalah menyalakan flare di stadion. Sanksi ini berujung pembayaran denda sebesar Rp 100 juta kepada Arema FC.

Pelanggaran kedua, adanya lemparan gelas mineral ke pemain lawan dua kali, sanki dendanya Rp 50 juta. Ketiga, adanya penembakan petasan ke hotel tempat penginapan lawan, Rp 20 juta.

Selain itu, Komdis juga meraup uang dari kesalahan yang diperbuat suporter klub lainnya seperti dapat Rp 50 juta akibat ulah suporter Persija nyalakan flare dan Rp 200 juta dari Persib Bandug. Rp 50 juta dari PSS Sleman, Rp 50 juta Persita Tangerang. Luar biasa, ternyata ulah Suporter kampungan, malah menjadi lahan PSSI meraup uang. Bukannya melakukan pembinaan dan edukasi suporter

Wahai PSSI, sepanjang saya mengamati sepak bola nasional, langkah nyata PSSI dalam menangani suporter belum ada yang komprehensif. Kebanyakan hanya parsial, sepotong-sepotong dan tidak tuntas, tidak membuat suporter menjadi cerdas intelegensi dan personality sampai ke akar-akarnya suporter Indonesia atau sampai ke akar-akarnya suporter klub. PSSI kalah oleh Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK).

PPKGBK sebagai instansi pelayangan publik di bawah Kementerian Kesekretariatan Negara, justru pernah sangat serius menangani suporter sepak bola Indonesia yang kampungan. Mereka, sampai menghadirkan saya sebagai nara sumber untuk membuat Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), tidak dijamah lagi oleh suporter kampungan yang merusak bangku single seat dan beberapa fasilitas dan sarana SUGBK. Sebagai pengamat pendidikan sekaligus pengamat sepak bola nasional, saya pun hadir sebagai nara sumber di PPKGBK, memaparkan Program tentang cara mengatasi suporter kampungan dengan langkah-langkah yang komprehensif dan terpadu.

Alhamdulillah, setelah beberapa kali saya melakukan presentasi di hadapan para Direktur dan Direktur Utama PPKGBK, Program yang saya tulis dalam bentuk Makalah SEDERHANA berjudul MENJADI PENONTON SEPAK BOLA yang BENAR, sebagian tips yang saya berikan dalam makalah, akhirnya dapat diakomodir oleh PPKGBK. Hingga kini, bangku single seat SUGBK dan fasilitasnya terhindar dari perbuatan bodoh suporter kampungan. Berikut saya cuplikkan Kata Pengantar Makalah tersebut:

KATA PENGANTAR

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun