Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pakde Marsongko, Lestarikan Dangdut Campursari dalam Destinasi Goa Lawa dan Alun-Alun Purbalingga

29 Juli 2022   01:19 Diperbarui: 29 Juli 2022   05:46 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Chanel Youtube Pakde Marsongko


Genre musik campursari, sangat populer di penjuru nusantara. Kepopuleran tersebut salah satunya dipelopori oleh Didi Kempot sebagai penyanyi campursari yang melegenda.

Campursari ala Purbalingga

Terbaru, hari ini Kamis (28/7/2022), juga telah diluncurkan dua lagu dangdut campursari dalam YouTube di Chanel Pakde Marsongko.

Sama-sama dari Jawa Tengah, tepatnya dari Purbalingga, Pakde Marsongko, yang lahir di desa Kembaran Kulon, sejatinya adalah seniman pencipta lagu yang selama ini berada di balik layar. Bahkan lebih dulu menjadi pencipta lagu sebelum Didi Kempot. 

Di era itu, Pakde Marsongko bekerja tetap di Bank Pemerintah Daerah. Menulis dan mencipta lagu adalah passion lain yang hingga kini tetap digeluti, dan tidak pernah berpikir untuk muncul ke permukaan.

Sebagai wujud rasa cinta dan rasa memiliki Kota Purbalingga, ternyata Pakde Marsongko juga mencipta lagu yang kisahnya terjadi di Kota Purbalingga. Sekaligus sebagai wujud dukungan atas upaya Didi Kempot yang telah mempopulerkan dangdut campursari di Indonesia dan dikenal dunia.

Goa Lawa

Karenanya, dari dua lagu yang malam ini diluncurkan, lagu pertama berjudul "Aku Nyerah", ternyata kisah lagu tersebut terjadi nyata di Obyek Wisata Goa Lawa.

Sebagai tempat kisah lahirnya lagu Aku Nyerah, Obyek Wisata Goa Lawa Purbalingga tidak hanya menyajikan pemandangan tumpukan bebatuan saja, namun ada kisah dan permainan seru yang bisa dilakukan oleh keluarga dari berbagai kalangan usia

Objek wisata ini berada di Desa Siwarak RT. 01/07, Karangreja, Dusun IV, Siwarak, Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Ada banyak kisah yang tersimpan dalam goa ini dan menjadi legenda tutur dari masyarakat ke masyarakat secara turun temurun.

Menyoal Goa Lawa berarti goa kelelawar. Sangat populer di daerah kabupaten Purbalingga. Panjangnya mencapai 1,5 kilo meter dan luas hingga lima kilometer. Goa Lawa terbentuk dari endapan batuan gamping dan aliran lava yang telah membeku.

Sesuai kisah yang beredar di kalangan warga Purbalingga, pada era Agama Islam sedang berkembang pada zaman kerajaan Majapahit, terdapat dua penyebar agama Islam bernama Ahmad dan Mohammad yang dikejar kejar oleh Ki Sutaraga, yang merupakan Senopati Majapahit. Keduanya bersembunyi di dalam Goa Lawa. 

Setelah berhari-hari bersembunyi, keduanya keluar Goa dan bertemu dengan Ki Sutaraga. Ki Sutaraga yang sebelumnya belum pernah bertemu dengan Ahmad dan Mohammad tertipu oleh mereka. Dia tidak mengetahui wajah asli dari buronan yang dia cari. Makanya, dengan mudahnya Ki Sutarga ditipu dan dibuat cerita fiktif seakan Ahmad dan Mohammad sudah mati dimakan oleh harimau.

Dalam goa ini, setidaknya ada 14 ruangan yang memiliki nama antara lain: oa Batu Semar, Goa Waringin Seto, Goa Dada Lawa, Goa Batu Keris, Goa Ratu Ayu, Goa Langgar, Goa Angin, Goa Museum Batu, Goa Rahayu, Goa Cepet, Goa Pos, Goa Danau, Goa Lorong Penembahan, serta Goa Naga.

Goanya tidak terlalu gelap karena diterangi dengan berbagai lampu warna warni yang sangat menarik. Ada Sumber Air Dalam Goa, dan lainnya. Yah, Goa Lawa ternyata menjadi saksi dari kisah dalam lagu Aku Nyerah yang ditulis Pakde Marsongko.

Goa Lawa yang menawarkan sensasi alam dengan penuh petualangan. Ternyata menjadi tempat kisah cinta yang berwujud lagi dangdut campursari ala Purbalingga vesri Pakde Marsongko.

Alun-Alun Purbalingga

Selain Goa Lawa, dalam lagu berjudul "Mantanku", ternyata kisahnya terjadi di Alun- alun Purbalingga. Kini, Alun-Alun Purbalingga juga memiliki identitas terbaru yang diresmikan sejak dua tahun lalu. Ada Air Mancur, Area duduk, dan tulisan I Love Purbalingga.

Dalam peluncuran lagu yang di dalamnya ada kisah di Goa Lawa dan Alun-Alun Puralingga, Pakde Marsongko, sebagai sesama warga Jawa Tengah, selain membawakannya sendiri, hanya berharap sekadar ikut mempertahankan, melestarikan, dan terus mempopulerkan dangdut campursari yang lahir dari Jawa Tengah.

Selain itu, juga sebagai wujud cinta terhadap Goa Lawa dan Alun-Alun Purbalingga, sebagai tempat destinasti wisata masyarakat dan keluarga Purbalingga/Jawa Tengah khususnya, dan umumnya untuk masyarakat Indonesia dan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun