Pahami arti dukungan
Apakah publik pecinta sepak bola nasional orang-orang bodoh yang asal berkomentar dan mengkritik? Lalu, entah karena ada apa dengan STy, sampai bersandiwara, menyebut semua pemain Timnas U-19 kualitasnya setara. Mereka masih muda dan bla-bla-bla.
STy malah terus pasang badan dan menyuruh fans timnas Indonesia menjadi suporter yang tidak lupa pada tugas aslinya, yakni memberi dukungan. Kalau begitu, STy tidak tahu arti mendukung, ya?
Tuan STy, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB), makna mendukung di antaranya adalah menyokong, membantu,
menunjang. Pahamkah Anda bahwa apa yang dilakukan oleh para superter, terutama di media sosial, baik usai Timnas U-19 ditahan Vietnam U-19 dan setelah hanya mampu menang 7 gol atas Brunei U-19, adalah bagian dari menyokong, membantu, dan menunjang Timnas U-19 alias bentuk dukungan? Yang tidak sekadar duduk, nonton, diam melihat apa yang terjadi pada Timnas U-19 yang Anda sebut pemain pilihan Anda dan semua kualitasnya setara?
Kalau ada suporter yang dianggap menghujat, membully, dan sejenisnya, meski negatif, itu adalah bagian dari mendukung. Sebab, faktanya beberapa pemain jauh dari kualitas yang Anda sebut setara. Bahkan memang ada yang tidak layak berada di Timnas U-19 tetapi mengapa bisa tetap masuk skuad?Â
Selama ini, sepak bola nasional sangat kental dengan pemain titipan karena kepentingan dan cari keuntungan. Jadi, saat Anda hanya memilih pemain yang disodorkan oleh PSSI, maka di situlah akar masalahnya. Saat pemain yang dimaksud titipan karena media massa sampai mengulas profil dan siapa keluarganya, dan menjadi logis, Â ternyata tak mampu menunjukkan rapor TIPS standar Timnas, juga jangan salahkan publik yang kecewa!
Pahami apa yang selama ini membekas di hati suporter Indonesia yang lekat dengan sejarah Timnas sepak bola Indonesia terpuruk. Titipan. Settingan. Mafia. Dll.
Andai saya duduk di hadapan Anda, apa yang saya tulis ini, akan saya sampaikan sama, agar Anda paham apa yang dirasakan pendukung merah putih karena selama ini Timnas (senior) sulit berprestasi karena persoalan klasik PSSI dan sepak bola nasional.
Apakah Anda yang punya portofolio pegang tim kelas dunia Korea Selatan, menutup mata dengan kualitas penggawa Garuda saat meladeni Vietnam? Lalu, tambah parah saat membungkam tim gurem? Padahal anak-anak sudah melalui TC d Korea Selatan, Turkiye, Jakarta, dan sudah ikut Toulan Cup.
Apakah Anda menonton Timnas Indonesia U-19 era Indra Sjafri dan Fakhri Husaini? Sebab, pendukung Merah Putih jelas membandingkan U-19 sekarang dengan era mereka.Â
Dengan fakta, minimya pemain yang mumpuni dalam TIPS di tim U-19 sekarang, saya kasihan pada anak-anak Indonesia lainnya yang jumlahnya ratusan juta, tapi di antara mereka yang memiliki TIPS mumpuni tidak terdeteksi, dan tidak dapat mengenakan jersey Merah Putih di tangan Anda sesuai hak yang layak mereka dapatkan, karena Timnas U-19 sudah menjadi bagian dari proyek kepentingan dan cari keuntungan.