Buntutnya, publik sepak bola nasional menghujat Trofeo Ronaldinho dan kasihan kepada sang Legenda. Bahkan, ada video viral yang menyorot Ronaldinho.seperti orang hilang, di lorong Stadion, tanpa di dampingi oleh panitia. Seharusnya, sang legenda diajak duduk di tribun bersama para penyelenggara yang malah asyik sendiri. Lebih parah, sang juara Trofeo pun mengembalikan Piala karena baper disebut main kungfu.
Kesimpulannya, penyelenggara wajib belajar lagi dan mencari ilmu menyelenggarakan event yang menghadirkan legenda sepak bola dunia, seharusnya bagaimana. Bila benar dugaan saya, penyelenggara tidak meminta Surat Rekomendasi ke PSSI, maka ini wajib menjadi perhatian bagi siapa pun yang akan menyelenggarakan event sepak bola sesuai latar belakang, tujuan, dan sasaran. Sebab, izin dan rekomendasi adalah paket dan syarat mutlak dari penyelenggaraan sebuah event.
Wadah SSB jadi profesi, kerja sampingan, jabatan, hobi?
Dari contoh kisah Trofeo Ronaldinho,
tidak dapat dipungkiri, kini wadah SSB dan sejenisnya sudah menjadi profesi bagi para pegiatnya untuk mencari nafkah, sebagai pekerjaan utama, bukan sampingan. Namun, banyak pegiat sepak bola akar rumput yang masih bersembuyi  di balik event-event yang di buat. Padahal tujuan utamanya, adalah demi mendapatkan uang. Namun, masih ada yang terjun dan menjadi pegiat di SSB hanya sekadar untuk hobi. Tetapi banyak juga yang melakukan demi jabatan dalam kedinasan.
Setali tiga uang dengan kisah Trofeo Ronaldinho, masih banyak pegiat sepak bola akar rumput yang belum kompeten dalam hal pendidikan, kepemimpinan, dan keorganisasian. Sehingga, demi mendapatkan uang, maka mereka menyelenggarakan event-event dengan cara potong kompas. Menabrak aturan dan etika kepemimpinan dan keorganisasian tanpa melakukan prosedur yang benar dan berlaku, di negeri ini.
Tak terhitung jumlah event-event SSB, terutama yang diberi tajuk festival atau turnamen atau kompetisi, tetapi diselenggarakan tanpa audiensi, tanpa izin, dan tanpa rekomendasi dari stakeholder terkait.
Hal ini terjadi karena para pelakunya tak punya ilmu kepemimpinan dan keorganisasian, serta tidak kompeten dalam hal event dan segala hal yang melingkarinya.
Audiensi, izin, dan rekomendasi
Sesuai KBBI, audiensi adalah kunjungan kehormatan. Izin adalah pernyataan mengabulkan (tidak melarang dsb), Â persetujuan membolehkan. Sementara, Â rekomendasi adalah minta perhatian bahwa orang yang disebut dapat dipercaya, baik (biasa dinyatakan dengan surat), penyuguhan atau saran yang menganjurkan (membenarkan, menguatkan).
Sebab olahraga sepak bola di dunia ada organisasi resmi yang mengatur bernama FIFA, dan di setiap negara juga ada yang mengatur. Di Indonesia bernama PSSI. Lalu PSSI memiliki kepanjangan tangan di tingkat provinsi bernama Asosiasi Provinsi (Asprov), di tingkat kabupaten Asosiasi Kabupaten (Askab), dan tingkat kota Asosiasi Kota (Askot), maka berbagai bentuk event sepak bola baik yang diselenggarakan oleh instansi, institusi, kelompok, golongan, perorangan, dan lainnya, wajib mendapatkan Izin dan Rekomendasi dari Organisasi PSSI sesuai wilayah dan cakupan penyelenggaraanya.
Fungsi izin dan rekomendasi jelas, yaitu Surat yang menyatakan persetujuan dan menguatkan bahwa sebuah event sepak bola disetujui dan di arahkan oleh organisasi PSSI di walayahnya. Selain itu, Surat Izin juga dikekuarkan oleh Kepolisian setelah penyelenggara mendapat izin dan rekomendasi dari PSSI.