Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Apa Saya Orang yang Ikhlas?

21 April 2022   06:24 Diperbarui: 21 April 2022   06:50 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ciri ikhlas

Setelah muhasabah diri, saya/kita apakah termasuk orang-orang yang ikhlas karena Allah? Atau riya untuk orang lain? Untuk memastikannya, dari berbagai ajaran dan literasi, berikut adalah ciri-ciri ikhlas.

Pertama, selama ini apakah saya/kita suka dipuji? Bila iya, maka saya/kita bukan orang yang ikhlas. Pujian adalah salah satu ujian untuk orang-orang yang melakukan amal perbuatan baik dengan pujian seseorang dapat terkena penyakit ujub atau sombong.

Oleh karena itu, seseorang yang jujur, tulus ikhlas, lurus hati (mukhlis), akan sadar bahwa dia berbuat baik dan ikhlas. Tidak akan pernah suka dengan pujian yang berasal dari seseorang.

Kedua, apakah selama ini saya menganggap pujian dan hinaan itu sama?
Apa yang selama ini saya/kita lakukan, ada yang memperoleh pujian dan juga hinaan dari orang-orang sekitar kita. Bila saya/kita mukhlis, maka tidak akan memikirkan hal itu.

Ketiga, apakah saya/kita suka atau menerima nasehat? Orang yang ikhlas, akan selalu menerima dan mendengarkan masukan, nasehat dari orang lain. Apakah selama ini, saya termasuk mukhlis, mau menerima dan menengarkan nasihat orang lain?

Keempat, apakah saya/kita, orang yang melupakan amal baik? Melupakan amal baik yang sudah dilakukan adalah bukti ikhlas. Orang yang mukhis, akan lupa dan tidak akan pernah mengingat kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat. Tidak berbicara atau mengungkit kebaikan yang telah dilakukan sebelumnya.

Kelima, apakah sata melupakan hak amal baik? Seseorang yang melakukan amal ibadah dengan ikhlas akan melupakan amal yang telah mereka perbuat. Selain itu, juga  melupakan hak amal baiknya. Sebab, biasanya, seseorang yang sudah melakukan amal baik, suka menuntut haknya. Contohnya, masih berharap ucapan terima kasih, mengharap doa dan lainnnya. Padahal, biasanya, hal itu akan terjadi tanpa diminta. Sadarkah kita selama ini, akan hal itu?

Contohnya saja, setelah seseorang memberikan makanan kepada anak yatim, kemudian mereka mengharap ucapan terima kasih dan juga doa dari anak-anak tersebut. Sikap seperti itulah yang tidak dapat digolongkan ke dalam sikap ikhlas. Sebab, masih menuntut hak dari perbuatan baiknya.

Keenam, apakah saya berambisi menjadi pemimpin? Orang yang ikhlas, tenang, diam, serta tidak akan pernah mencalonkan dirinya sendiri untuk menjadi seorang pemimpin. Meski sekadar dicalonkan menjadi ketua RT, RW, apalagi menjadi Presiden.

Bila seseorang yang ikhlas sampai bersedia menjadi pemimpin, maka dia akan menjadi pemimpin yang amanah. Bila memimpin negara, akan menjadi negarawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun