Amal dan perbuatan baik yang ikhlas, tidak mengharap kembali, ucapan terima kasih dan doa, apalagi pujian. (Supartono JW.21042022)
Kendati dalam bulan Ramadhan, di negeri ini, masih banyak sekali golongan orang-orang yang belum ikhlas dengan apa yang sudah terjadi. Karenanya, faktanya negeri ini sejatinya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Akibat Pilgub DKI maupun Pilpres, rakyat terus terbelah karena tidak ikhlas, junjungannya kalah. Parahnya, meski junjungannya menang pun, tetap ada kelompok yang terus membikin keruh suasana. Bahkan Agama jadi komoditas isu. Aneh, Ngeri. Tapi nyata. Kok, pemimpin seperti diam saja?
Sebenarnya apa yang mereka cari? Yang sudah duduk singgasana kekuasaan dan parlemen pun asyik masyuk sendiri dengan kepentingan dan ambisinya, tak peduli rakyat terus jadi korban. Hasilnya, negeri ini, terus dilanda kemiskinan karakter bangsa, kemiskinan lahirnya seorang negarawan, kemiskinan pendidikan, budi pekerti, etika, tata-krama, kesantunan, kerukunan, kedamaian, dan kemiskinan-kemiskinan lainnya.
Di sisi lain, meski tak kaya harta, banyak rakyat yang ikutan sok kaya, hedon, dan riya karena dasarnya lemah iman, tak cerdas intelegensi dan personality. Mereka berpikir hidup hanya untuk kemewahan dunia. Padahal nanti saat MATI, apa yang dibawa dan apa yang masuk liang kubur? Kasihan. Pemimpin pun terus menimbun hutang.
Itulah fenomena di negeri Katulistiwa, dan hingga kini, masih terus berlangsung, sebab hidup mereka, sepertinya tak pernah IKHLAS.
Jelang menutup fase 10 hari kedua, bulan  penuh ampunan, masih ada waktu sebelum memasuki fase 10 hari ketiga pembebasan dari api neraka, adakah refleksi dan instrospeksi, muhasabah dalam diri, peninjauan atau koreksi terhadap perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya pada diri sendiri, terutama hal keikhlasan.
Pasalnya, ikhlas menjadi syarat diterimanya amalan ibadah yang semata-mata beribadah hanya untuk Allah SWT. Ikhlas adalah gerakan batin atau hatinya, dan amal adalah tubuhnya. Dan, setiap amal perbuatan atau amal ibadah akan diterima jika dilakukan dengan ikhlas.
Ikhlas itu
Berkaitan dengan ikhlas, Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Al-A'raf (7) : 29,
"Katakanlah, Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap salat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula."
Secara bahasa, pengertian ikhlas artinya bersih hati, tulus hati. Dalam kaitannya dengan ibadah, hati tidak boleh menuju kepada selain Allah. Sementara dari pandangan manusia, ikhlas tidak riya.
Pamer, menunjukkan sesuatu yang dimiliki kepada orang lain dengan maksud memperlihatkan kelebihan atau keunggulan untuk menyombongkan diri.