Sebab, yang saya tahu, orang-orang yang cerdas Iseaki, kompeten di bidangnya, penghasil karya inovatif, mereka adalah orang-orang yang tahu diri, penuh simpati-empati, luhur budi, rendah hati.
Mereka tak pernah hitung-hitungan saat berbagi pengalaman, ilmu, hasil karya inovatif kepada orang-orang yang dianggap dekat, orang-orang di sekelilingnya.Â
Padahal, pengalaman dan ilmu itu, MAHAL HARGANYA. Tetapi, para pembagi pengalaman dan ilmu itu, yang tahu diri, penuh simpati-empati, luhur budi, rendah hati tak pernah berhitung, tak hitung-hitungan saat berbagi kepada orang-orang yang dianggap dekat, keluarganya dll.
Sayang, saya juga tahu, orang-orang baik itu sering ditusuk dari belakang, ditelikung, justru oleh orang-orang yang dianggap dekat dan sudah dianggap keluarga. Memanfaatkan pengalaman dan ilmu yang dibagi, justru untuk kepentingan diri dan kelompok baru yang dibentuk. Bahkan; digunakan untuk menjadi pesaing.
Namun, apakah para pembagi pengalaman dan ilmu yang cerdas Iseaki dan malah ditusuk dari belakang itu marah, dendam, dan memusuhi orang-orang yang menelikung?
Tidak, orang-orang yang selalu berbagi pengalaman dan ilmu, meski mahal, mereka tetap ikhlas dan malah bersyukur. Pengalaman dan ilmunya dapat disiarkan ke orang lain sebagai ibadah dan amal jariyah. Mirisnya, ada orang yang dengan cara yang tidak baik dalam mengamalkan pengalaman dan ilmunya. Sekadar menjiplak, tetapi seolah pengalaman dan ilmu itu hasil karya inovatifnya, hasil pemikirannya sendiri.
Beda cerdas dan tidak
Dari kisah tersebut, dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang cerdas Iseaki, kompeten di bidangnya, pola pikirnya pasti selalu menggabungkan pengalaman dan ilmu yang ilmiah, plus pola pikir out of the book dalam setiap langkah yang akan ditempuh.
Mereka juga tidak pernah takut, pengalaman dan ilmunya dicatut, dicuri, dijiplak oleh orang-orang yang menusuk dari belakang. Sebab, mereka akan terus menciptakan karya inovasi terbaru yang mustahil dapat ditiru oleh para penusuk dan penelikung.
Sementara, orang-orang yang dianggap dekat, bahkan sudah dianggap keluarga, lalu menusuk dari belakang atau menelikung, maka mereka hanya akan tahu pengalaman dan ilmu semasa masih menjadi bagian orang dekat atau keluarga.Â
Setelahnya, tentu akan sulit, orang-orang ini akan berkembang dengan inovasinya, karena tak cerdas Iseaki, tak tahu diri, tak tumbuh simpati-empati, tak luhur budi, tak rendah hati dll. Lambat laun, alam yang akan menghukumnya.