Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Indahnya Berdamai dengan Diri Sendiri

7 April 2022   23:28 Diperbarui: 8 April 2022   00:05 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Berdamai dengan diri sendiri, meski sulit dalam praktiknya, dijalani dengan mengalir, akan nyaman dan indah pada saatnya. 

(Supartono JW.07042022)

Berdamai dengan diri sendiri, adalah momentum yang sangat tepat, dapat saya/kita lakukan, sebagai ibadah sekaligus amal jariyah di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan ini.

Banyak pihak yang bilang, berdamai dengan diri sendiri, juga menjadi cara mujarab untuk mengurangi stres. Apa benar begitu?

Kendati bulan Ramadhan, bagi rakyat Indonesia, sekarang juga dijalani dengan penuh masalah, akibat orang yang diharapkan memberikan dampak keamanan, kenyamanan, dan kekhusyukan untuk menjalankan ibadah, justru lebih memihak kepada kepentingan-kepentingan. Bukan memihak rakyat. 

Situasi begini, benar-benar menganggu hati dan pikiran rakyat. Sebab PPN, BBM, dan harga-harga kebutuhan pokok naik. Ada kerakusan harta dan jabatan hingga bikin wacana Pemilu ditunda, Jabatan Presiden ditambah. Belum lagi masalah-masalah sebelumnya, termasuk kisah pandemi corona yang justru jadi lahan basah mereka.

Kini, di tengah rakyat susah dan menderita, rakyat juga dibikin tambah prihatin karena bukannya pemerintah membela rakyat dengan menurunkan harga-harga, pemerintah justru mencari celah dengan menjadi pahlawan kesiangan, meluncurkan program yang sekadar siasat bernama BLT, BSU, dan mungkin lain-lainnya, juga tetap pakai uang rakyat.

Sepertinya benar kata rakyat dan berbagai pihak. Para pemimpin di negeri ini yang seharusnya amanah, justru diisi oleh orang-orang yang TIDAK PERNAH SELESAI dengan DIRINYA SENDIRI. Makanya, rakyat terus jadi korban tindakan mereka di atas nama demokrasi dan keserakahan.

Bahkan, para mahasiswa melakukan demonstrasi saja, tidak digubris oleh pemimpin rezim ini. Media massa dan televisi pendukung rezim, juga tiarap tak mempublikasikan aksi mahasiswa membela rakyat. 

Untuk itu, sebagai rakyat jelata, di bulan penuh berkah dan ampunan ini, baiknya kita semua berdoa, agar para pemimpin yang dzalim dibukakan pintu hidayah. Sadar akan perbuatan salahnya mendzalimi rakyat. Dan semoga, mereka segera selesai dengan dirinya sendiri. Juga sampai pada BERDAMAI dengan DIRI SENDIRI.

Dan, saya, kita, juga ikut berdamai dengan diri sendiri, agar ibadah Ramadhan yang kita jalani diterimaNya. Setop terus ikut arus permainan taktik, intrik, politik yang dicipta oleh para elite yang tak amanah.

Apa maksudnya?

Dari berbagai literasi, berdamai dengan diri sendiri dapat diartikan sebagai proses penerimaan terhadap hal-hal yang sedang terjadi saat ini. Dapat pula diartikan sebagai penerimaan atas diri sendiri sepenuhnya, termasuk semua kelemahan, kelebihan, serta kesalahan-kesalahan yang pernah saya/kita perbuat.

Sebab, dalam perjalanan hidup, saya/kita, pasti pernah mengalami hal-hal tak menyenangkan secara pribadi, di keluarga, masyarakat, pekerjaan, hingga masalah bangsa dan negara. 

Segala masalah yang menjadi konflik dan ada akibatnya, tentu dapat membuat saya tak nyaman, resah, gelisah, kecewa, marah, sedih, tak bahagia, hingga sampai stres, bahkan bikin depresi, hingga bunuh diri, karena kesehatan fisik dan mental tergerus.

Karenanya, bila saya/kita benar-benar mampu berdamai dengan diri sendiri, artinya mampu menerima kondisi dan keadaan saat ini, menerima kenyataan atas semua situasi yang terjadi, menyadari kelemahan, dan kelebihan diri sendiri, sangat dapat membantu proses berdamai dengan diri sendiri. 

Berdamai dengan diri sendiri juga dapat dilakukan dengan cara menikmati apa yang ada saat ini. Menjadi manusia yang menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah. Atau tukang bikin masalah (trouble maker).

Nikmati hidup di masa, waktu, sekarang dan berusahalah untuk terus tumbuh menjadi lebih baik. Tumbuh menjadi lebih baik itu, memahami REALITA atau hal yang ada di depan mata. CERDAS PIKIRAN (intelegensi) dan selalu berPERSEPSI POSITIF dan NETRAL. Serta CERDAS PERSONALITI (perasaan, emosi, mental).

Semua itu, pondasinya adalah
1. Percaya pada diri sendiri.
2. Jauhkan perasaan ragu dan kuatkan keyakinan pada diri sendiri.
3. Peduli pada diri sendiri pun orang lain.
4. Jangan takut salah, sebab kesalahan adalah pembelajaran.

Dengan demikan, semoga, saya akan dapat berdamai dengan diri sendiri di bulan penuh berkah dan ampunan ini. Aamiin. 

Semoga orang-orang yang belum selesai dengan dirinya sendiri juga dapat belajar dengan memulainya menjadi orang yang dapat berdamai dengan diri sendiri. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun