Dibikin susah dan menderita, tapi siapa rakyat yang akan menolak BLT, BSU, dan lainnya sesuai siasat, dan selalu ada penyelewengan dan tak tepat sasaran? (Supartono JW.07042022)
Rakyat yang kesusahan dan menderita, diguyur bantuan dalam bentuk apa pun, sekecil apa pun, pasti diterima, bahkan berebut. Tapi siapa yang bikin susah dan derita, Mereka-mereka juga. Sebab, bantuan hanya atas nama, karena asal uangnya, juga dari rakyat. Itulah siasat agar rakyat jadi "INGAT MEMBALAS BUDI" kepada yang sudah jadi pahlawan, membantu.Â
Kisah pemulihan ekonomi di Indonesia oleh pemerintah, ternyata penuh episode yang mengharu biru, apalagi menjelang Ramadhan 1443 Hijriah, hingga kini sudah memasuki bulan Ramadhan, semua rakyat tahu dengan apa yang terjadi di +62. Sampai-sampai ada rakyat yang bertanya melalui pesan vidoe yang tersebar via medsos. Judulnya "Ada Apa Indonesiaku". Isinya, ya berupa pertanyaan-pertanyaan, mengapa Indonesia sekarang begini.Â
Seolah tak ada kaitannya dengan pertanyaan di video tersebut, setelah berbagai kejadian yang terus mendera, ternyata episode pemulihan ekonomi itu baru muncul. Sepertinya memang harus begitu adegan kisahnya.Â
"Untuk meringankan beban masyarakat pemerintah akan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng," kata Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers daring yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (1/4/2022).
Bukan hanya BLT minyak goreng, pemerintah juga bakal menyalurkan bantuan subsidi upah (BSU). Tujuannya, untuk meringankan beban masyarakat, terutama di tengah situasi pandemi virus corona.
Simaklah adegan pemulihan ekonomi yang oleh beberapa pihak disebut sebagai SIASAT. Terlebih, modal untuk pemulihan ekonomi juga diambil dari uang rakyat, tetapi dalam pelaksanaannya, selalu mengalami masalah tak tepat sasaran dan lain sebagainya.
Lalu siasat untuk apa? Apa siasat untuk merebut hati rakyat? Seolah menjadi pahlawan, tapi kesiangan. Sebab rakyat dibikin menderita dulu. Lalu, datanglah bantuan sebagai siasat untuk intrik politik. Apalagi kalau bukan demi harta dan kekuasaan?
Kembali ke episode pemulihan ekonomi. Pertanyaannya, siapa yang kalah dalam urusan minyak goreng? Tetapi, Jokowi mengatakan, BLT minyak goreng diberikan merespons harga minyak yang naik cukup tinggi beberapa waktu terakhir.Â
Berapa BLT minyak goreng? Ternyata
nilainya Rp 100.000 per bulan. Setiap penerima akan mendapatkan bantuan selama 3 bulan yaitu April, Mei, dan Juni.
Namun demikian, BLT minyak goreng akan disalurkan pada bulan April sekaligus. Artinya, total pencairan bantuan sekaligus Rp 300.000 bagi setiap penerima.
Lalu, rakyat yang mana yang ditarik hatinya dengan BLT minyak goreng? Apa seluruh lapisan masyarakat, karena semua terdampak ulah pemerintah?
Jokowi mengatakan, BLT minyak goreng akan disalurkan masyarakat yang membutuhkan, di antaranya Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT), jumlahnya 20,5 juta penerima; Penerima Program Keluarga Harapan (PKH); Pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan gorengan, jumlahnya 2,5 juta penerima.Â
Wow, itu berapa persen dari jumlah rakyat Indonesia? Tapi program BLT seperti program Dewa Turun dari Langit?
Berikutnya juga ada Dewa Turun dari Langit bernama Bantuan subsidi upah (BSU). Ternyata, selain BLT minyak goreng, di bulan April ini pemerintah juga akan memberikan bantuan subsidi upah (BSU)Â bagi para pekerja sebesar Rp 1.000.000. Setidaknya, ada 8,8 juta pekerja yang menjadi target penerima bantuan ini.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penerima bantuan program ini akan mendapatkan Rp 1.000.000. Namun, belum ada keterangan lebih lanjut mengenai mekanisme pencairan bantuan ini. Syarat penerima adalah pekerja dengan gaji kurang dari Rp 3.500.000 per bulan.
Apakah BSU menyasar ke seluruh lapisan rakyat seperti BLT? Tidak juga. Padahal baik BLT mau pun BSU uangnya diambil dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
Rakyat minta apa, dikasih apa
Sejujurnya dalam kasus episede BLT dan BSU kali ini, ada yang tidak nyambung. Rakyat butuh DPR dan Pemerintah hadir dan membela rakyat dalam mengatasi kesusahan harga BBM dan kebutuhan pokok naik. Rakyat berharap kehadiran wakil rakyat ini dapat menurunkan harga-harga. Tapi yang diminta rakyat apa? Pemerintah malah bikin cerita apa?
Mudah diterka. Rakyat yang kesusahan dan menderita, diguyur bantuan dalam bentuk apa pun, sekecil apa pun, pasti diterima, bahkan berebut. Tapi siapa yang bikin susah dan derita, Mereka-mereka juga. Sebab, bantuan hanya atas nama, karena asal uangnya, juga dari rakyat. Itulah siasat agar rakyat jadi "INGAT MEMBALAS BUDI" kepada yang sudah jadi pahlawan, membantu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H