Bila pada akhirnya, Timnas mampu membalikkan keadaan, dengan skor kemenangan 4-1, itu memang sebuah kewajaran. Bukan hal yang istimewa dan patut dielu-elukan. Biasa saja. Karena seharusnya Timnas bisa menang lebih dari 4 gol dan gawangnya tak harus jebol.
Saat Matchday kedua 30 Januari 2022, meski mampu menang 3 gol tanpa kebobolan, penampilan Timnas pun masih sangat nampak kelemahan Intelegensinya. Terlepas ada alasan pemain yang ternyata positif Covid-19. Lalu, Timnas menyisakan 5 pemain di bangku cadangan, dari 16 pemain Indonesia itu, rapor Teknik, Intelegensi, Personaliti, dan Speed (TIPS), tetap lebih unggul dari para pemain Timor Leste.
Sayang, meski ada 16 pemain yang rapor TIPSnya lebih unggul dari pasukan Timor Leste, tetap saja pasukan Garuda hanya mampu menjebol gawang lawan 3 gol.
U-23 AFF dan Timnas Senior, yang standar!
Kehadiran STY bagi sepak bola nasional memang bak setetes air yang menyejukkan Indonesia dari gersang dan tandusnya prestasi PSSI-Timnas.
Namun harus diingat, STY juga tetap manusia biasa. Makanya masih tetap membikin blunder dan kesalahan dalam memanggil pemain ke Timnas mau pun menurunkan pemain dalam laga Timnas.
Untuk menghadapi Piala AFF U-23 yang tinggal hitungan hari, saya berharap STY benar-benar memanggil pemain yang sesuai standar TIPS pemain. Pun sama dalam memanggil pemain untuk Kualifikasi Piala Asia 2023, juga salah panggil. Harus masuk pemain yang sesuai standar. Indonesia itu banyak stok pemain. Jangan menutup mata dan kukuh dengan pendirian sendiri atau masukan pihak yang punya kepentingan.
Sementara bagi PSSI, rencana dalam FIFA Matchday kedua, sudah terpublikasi bahwa PSSI akan mempertemukan pasukan Garuda versus Negara yang ranking FIFAnya lebih tinggi seperti Timnas Kroasia. Itu adalah hal positif. Lanjutkan jangan sampai berhenti pada wacana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H