Selama ini, dalam kehidupan nyata dan dunia maya, sudah lazim, orang tidak menaruh respek atau enek kepada orang lain. Apalagi kepada para orang-orang yang duduk di parlemen dan pemerintahan yang tak laik dijadikan panutan dan teladan.Â
Para pengikut dan kroninya yang terus menciptakan permusuhan dan perseteruan. Terus bercuit di media sosial dan media massa menjual kebohongan demi keuntungan junjungannya.
Penyebabnya ada beberapa faktor. Di antaranya, suka berbohong, tidak jujur, cari untung sendiri, tak tahu berterima kasih, tak tahu membalas budi, kacang lupa sama kulitnya, berbuat lancang, tidak sopan, tidak berterus terang, bicara tak sesuai fakta, meninggikan diri sendiri, sombong, ingkar janji, dan lainnya.
Ada suka, orang yang tak amanah, suka membuka aib orang lain, membocorkan rahasia orang lain, suka mencampuri urusan pribadi, suka menggunjing, suka memfitnah, suka menggadu domba, suka memperkeruh suasana, suka menjadi biang rusuh, suka mencari dan membesarkan masalah (Trouble Maker), ucapannya kasar, suka meninggikan diri sendiri, sering merepotkan atau meminta atau meminjam dan lainnya.
Bila itu semua ada pada diri saya, maka dapat dipastikan, orang lain akan tak respek dan enek kepada saya.
Karenanya, agar orang lain respek dan tidak muak kepada saya, saya tak boleh memiliki sifat, sikap, dan perbuatan tersebut.
Banyak orang dalam kehidupan nyata, ternyata tetap mendapatkan respek dari orang lain, karena memiliki sifat, sikap, dan perbuatan kebalikan dari yang saya sebutkan itu.
Tetapi, faktanya, tetap saja, orang yang memiliki sifat, sikap, dan perbuatan benar dan baik dan patut diteladani, sebab orang lain menaruh respek kepadanya, ternyata, tetap saja tak luput dari tindakan iri hati dari orang lain.
Orang yang iri hati ini, sudah pasti tak akan menaruh respek kepada orang yang memiliki sifat, sikap, dan perbuatan benar dan baik, karena hatinya telah tertutup.
Hatinya dipenuhi oleh perasaan dengki hasad, yaitu emosi yang timbul ketika seseorang yang tidak memiliki suatu keunggulan, baik prestasi, kekuasaan, atau lainnya, tetapi menginginkan yang tidak dimilikinya itu, atau mengharapkan orang lain yang memilikinya agar kehilangannya.
Jadi, mengapa ada orang yang tak respek, tak hormat dan enek, muak kepada orang lain, selain disebabkan oleh faktor ekternal dari atau orang lain itu yang tak direspeki, ada juga faktor internal, yaitu sifat dan sikap iri hati si pelaku tak respek dan enek.