Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Catatan Kecil untuk Shin Tae-yong

1 Januari 2022   23:10 Diperbarui: 2 Januari 2022   08:57 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di leg kedua, terlepas ada anggapan bahwa Thailand sudah tak ngotot, tetapi faktanya dengan kembalinya Pratama Arhan, lalu Egy turun sejak kick-off, Thailand dibikin kocar-kacir dan Kambuaya mampu mencuri gol cepat.

Sayang, Dedik masih dipaksa turun, padahal menjadi titik lemah barisan depan timnas. Mengapa tidak Irfan Jaya saja yang langsung diturunkan, karena Indonesia butuh menang minimal 4 gol.

Ini Irfan Jaya malah menggantikan Ramai yang cukup energik kontributif, Dedik justru diganti Hanis yang tetap bikin lemah. Lucunya, Hanis pun ditarik lagi.

Sayang sekali. Andai di leg pertama, strategi bermain dan komposisi pemain tepat dan sesuai potensi atau SDM pemain yang ada. Hasil imbang tak mustahil dapat diraih. Atau meski harus kalah, tak sampai 4-0, karena di leg pertama, barisan belakang juga buru-buru dirombak.

Bila leg pertama imbang atau tak kalah 4 kosong, maka laga leg kedua tentu akan bisa kita nikmati secara obyektif. Sebab, praduga bahwa Thailand sudah tak ngotot lagi, tak akan berlaku.

Hasil menjadi runner-up Piala AFF 2020, memang terbukti seperti apa yang diungkap oleh media massa dari Vietnam, bahwa Indonesia adalah spesialis juara dua di turnamen Asia Tenggara ini.

Namun, saya melihat, bila strategi dan pemasangan komposisi pemain di final leg pertama tepat, hasilnya mungkin bisa beda.

Sebab Shin Tae-yong masih akan menukangi Indonesia sampai tahun 2023, maka harapan saya, dalam laga-laga berikutnya, Shin Tae-yong yang kita akui sudah mumpuni dan kelas dunia, tetap wajib kita ingatkan dan kita kasih catatan evaluasi.

Maaf, menurut saya Shin Tae-yong melakukan kesalahan strategi dan komposisi pemain baik di leg pertama maupun kedua babak final Piala AFF, tidak sesuai potensi atau SDM pemain yang dia pilih sendiri.

Jangan terulang atau diulang di laga-laga berikutnya. Lebih baik dianggap baru mampu bertahan hingga mengimbangi Vietnam. Dari pada tak mawas diri, akhirnya dicukur 4-0 oleh Thailand. Tapi saat ada kesadaran dan mawas diri, ternyata Indonesia mampu juga mengimbangi Thailand, meski mungkin, memang Thailand sudah tak ngotot atau demi menghibur Indonesia.

Maaf, Tuan Shin Tae-yong , ini sekadar catatan kecil. Hanya melihat dari luar. Melihat potensi para pemain yang ada di skuat yang Anda pilih, pun dari layar kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun