Terima kasih Shin Tae-yong, akhirnya perbendaharaan head to head timnas Indonesia bersua dengan timnas Thailand di Piala AFF 2020 menjadi 14 pertemuan dengan 1 kali imbang, 3 kali menang, dan 10 kali kalah. Sementara di semua ajang menjadi 80 kali pertemuan dengan tetap 25 menang, imbang 15 kali, sisanya kalah 40 kali.
Dalam laga babak final leg kedua Piala AFF 2020 Sabtu (1/1/2022) di Stadion Nasional, Singapura ternyata timnas Indonesia mampu meraih hasil imbang dengan skor 2-2.
Atas hasil ini, banyak publik sepak bola nasional yang berpikir bahwa Thailand bermain sudah tidak ngotot karena di leg pertama sudah unggul 4-0. Jadi, Thailand sengaja kasih hasil imbang untuk timnas Indonesia. Benarkah pemikiran subyektif yang seperti demikian?
Boleh-boleh saja ada pihak yang berpikir Thailand kasih imbang, tetapi fakta di lapangan, saat mereka tertinggal 0-1, mereka langsung ngotot membalas. Bahkan dalam tempo singkat langsung berbalik unggul 1-2.
Tetapi, ternyata mereka juga tak menduga bila Egy mampu menyamakan kedudukan dengan gol cantiknya. Hingga babak kedua berakhir, skor tetap 2-2.
Atas fakta tersebut, maka ada fakta yang wajib kita cermati. Meski Shin Tae-yong terbukti telah membangkitkan sepak bola nasional, hingga mampu menyingkirkan Laos, Kamboja, Malaysia, dan menahan imbang Vietnam di fase grup. Lalu, menyingkirkan Singapura di semi final. Ada catatan untuk Shin Tae-yong berdasarkan fakta yang terjadi dalam laga babak final leg pertama dan kedua saat meladeni Thailand.
Catatan saya, dengan melihat fakta yang terjadi di lapangan, saya sebut, Shin Tae-yong tidak memaksimalkan potensi yang di bawa ke Piala AFF kali ini dengan tepat atau benar.
Saya berpikir, bila Shin Tae-yong menggunakan strategi yang benar dan komposisi pemain sesuai potensi, maka hasil akhir leg pertama bisa imbang. Meladeni Thailand di leg pertama, Shin Tae-yong langsung berani dengan startegi terbuka, tak mawas diri bahwa kemampuan TIPS pemain Indonesia di bawah Thailand.
Mungkin karena strategi juga, Shin Tae-yong terlalu berani memasang Edo menggantikan Pratama Arhan. Lalu menyimpan Egy yang bahkan diturunkan di babak kedua menit kesekian. Malah Shin Tae-yong tetap memasang Dedik yang kurang kontributif.
Jadi, di leg pertama, ada kesalahan strategi dan komposisi pemain yang salah, karena tidak sesuai potensi dan kebutuhan tim.