Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tips Sederhana Kurniawan DJ untuk Pasukan Garuda di Leg 2

24 Desember 2021   14:38 Diperbarui: 24 Desember 2021   15:06 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Matikan counter attack,  serangan balik dan servise bola-bola atas Singapura" Ujar Kurniawan Dwi Julianto bila Garuda mau aman meraih tiket Babak Final Piala AFF 2020.Apa yang disampaikan Kurniawan, dalam obrolan singkat di Kantin PSF TNI AU dengan saya, Jumat, 24/12/2021), semoga menjadi tips sederhana nan cerdas bagi pasukan Garuda di leg 2 nanti.

Apa yang disampaikan Kurniawan, tentu cukup beralasan, pasalnya menurut Si Kurus, julukan legenda sepak bola nasional ini, saat timnas diimbangi Singapura, karena para pemain membiarkan pasukan The Lions bebas masuk ke daerah pertahanan Indonesia saat melakukan serangan balik. Pun, anak-anak Singapura dibiarkan bebas melakukan servise bola-bola atas kepada penyerang mereka yang berpostur menjulang.

Kurniawan juga menyebut bahwa Singapura selevel Malaysia, jadi bila ditekan dengan kecepatan, tentu akan mudah dikalahkan. Meski mereka juga membentengi diri dengan lima-enam pemain di belakang. Semoga resep sederhana Kurniawan dapat teraplikasi sesuai strategi Shin Tae-yong, membawa Garuda meraih tiket Final. Aamiin.

Jangan persoalkan blunder wasit!

Selain tips Kurniawan, catatan-catatan saya adalah: pasukan Indonesia wajib abaikan blunder-blunder wasit. Tak bermental euforia, tak egois dan individualis. Cerdas menyikapi strategi dan intrik-takik Singapura, karena mereka sudah tahu strategi dan kemampuan Garuda. Cerdas TIPS diri sendiri, tak jemawa!

Dalam partai babak semi final Piala AFF 2020 leg 1, baik laga antara timnas Singapura vs Indonesia mau pun Thailand vs Vietnam, menyisakan persoalan tentang kualitas wasit yang memimpin jalannya dua laga tersebut.

Bahkan Panitia AFF, terpublikasi di media massa sampai mengakui bahwa seharusnya Indonesia mendapatkan pinalti saat salah satu pemainnya dijatuhan di kotak pinalti oleh pemain Singapura. Setali tiga uang, pihak Vietnam pun meradang bila dalam kekalahan 2-0 dari Thailand ada kinerja wasit yang tidak kualitas.

Kini leg 1 sudah dilewati, harapannya wasit yang memimpin leg 2, wajib menjadi perhatian serius oleh pihak Panitia. Pasalnya, kecerobohan wasit saat memimpin leg 1, ada bukti video dan ada bukti siarannya di televisi. Jadi, pengakuan AFF atas pinalti yang seharusnya di dapat oleh Indonesia, saat Ricky Kambuaya dijatuhkan Nazrul Nazari menit ke-77 di dalam kotak pinalti tapi Indonesia hanya diberikan tendangan bebas. Atau protes Vietnam, semua dapat dibuktikan kejadian dan faktanya. Bukan sekadar kata-kata pembelaan atau mencari pembenaran sendiri.

Andai saja wasit tak membuat kesalahan keputusan, belum tentu hasil akhir Singapura imbang 1-1. Bisa jadi menjadi 2-0 untuk Indonesia atau hasil lainnya. Begitu pun, hasil akhir Vietnam versus Thailand bukan 2-0, tetap bisa 2-1 dan lainnya.

Sekali lagi, Panitia Piala AFF memang wajib mengakomodir masalah profesionalisme wasit ini, sebab benar, turnamen sekelas Piala AFF belum menggunakan Video Assistant Referee (VAR), tetapi bukti rekaman pertandingan ada dalam rekaman siaran langsung stasiun televisi. Jadi, bagi siapa pun wasit dan asisten yang ditugaskan memimpin leg 2, wajib tak melakukan kesalahan fatal dan blunder yang menciderai sportivitas olah raga.

Apakah mungkin, wasit di leg 1 membuat kesalahan karena mereka ada yang membayar lebih, sehingga menguntungkan satu tim dan merugikan satu tim yang lain? Atau benar, kesalahan itu karena bersifat manusiawi? Pasalnya, dalam turnamen sepak bola di Asia Tenggara, selalu lekat dikaitkan dengan mafia bola dan bandar judi. Atau memang sudah ada pesanan? Mungkinkah? Mungkin saja.

Tak ada alasan bagi Garuda, ingat regulasi

Khusus untuk timnas Indonesia, menghadapi leg 2 tidak boleh lagi ada alasan A, B, C, dll hingga Singapura di leg 1 berhasil menahan imbang.

Bila Shin Tae-yong (STy) coba membela anak asuhnya dengan dalih anak-anak Indonesia kelelahan, hal itu wajib tidak menjadi alasan lagi bila dalam leg 2 malah kalah dari Singapura dan tak lolos ke partai final.

Yang pasti, STy juga wajib menyadari bahwa strategi yang dipakai meladeni Singapura di leg 1, sudah terbaca. Bahkan Singapura pun sukses, melakukan strategi menggembosi kecepatan pasukan Garuda dengan komposisi pemain, menurunkan tempo permainan dengan membikin pelanggaran dan membuang bola, yang tak disadari oleh anak-anak Garuda yang terlanjur jemawa karena kekenyangan puja-puji hingga terbang ke langit, lupa memijak bumi.

Penyakit klasik pun muncul, Individualisasi dan egoisme pemain menjadi budaya saat tim butuh kemenangan untuk bangsa dan negara.

Sesuai regulasi Piala AFF 2020 tertulis bahwa babak semifinal yang digelar secara terpusat di Singapura tidak memberlakukan aturan gol tandang meski memakai sistem dua leg.

Bila laga berimbang setelah dua leg, semifinal akan berlanjut ke babak tambahan waktu atau extra time. Selanjutnta, jika agregat masih imbang hingga babak tambahan waktu usai, pemenang akan ditentukan lewat adu penalti.

Dengan demikian, maka STy benar-benar wajib menerapkan strategi dan taktik bermain yang tepat, pun komposisi pemain yang tepat.

Ingat-ingat, saat menumbangkan Malaysia, dengan TIPS pemain yang cerdas, permainan 1-2 dan tempo cepat, pun dengan komposisi pemain yang memiliki kecepatan, menjadi sukses Garuda membungkam Malaysia.

Meladeni Singapura, pemain tak menyadari dibikin lambat oleh pasukan The Lions, padahal bila Singapura dihajar dengan kecepatan yang konsisten, maka mereka pasti tercecer.

Di leg 2, tak boleh terjadi, Singapura menggembosi strategi dan taktik STy, komposisi pemain pun tak boleh salah. Sebab, di leg 1, boleh dibilang ada pemain yang salah diturunkan oleh STy. Ada pemain yang justru menjadi penghambat berjalannya strategi karena kadar TIPS pemain tak seimbang dengan TIPS pemain lain.

Masalah striker

Persoalan yang mencolok adalah di barisan depan timnas yang terbukti hingga kini minim sumbangkan gol, termasuk saat laga leg 1 kamarin.

Menjelang leg kedua, pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong dihadapkan pada beberapa persoalan, salah satunya barisan penyerang yang minim gol. Ada fakta bahwa STy, sepertinya salah memilih barisan penyerang di Piala AFF 2020. Pasalnya Ezra Walian, Kushedya Hari Yudo, Dedik Setiawan, dan Hanis Saghara boleh dibilang mandul dan kurang berkontribusi untuk timnas.

Tercatat hanya Ezra Walian yang sudah mencetak satu gol. Namun, meski sering dimainkan, menit bermain tetap masih kurang. Malah, dalam laga leg 1 versus Singapura, Ezra menjadi pemain pengganti yang kemudian diganti lagi.

Perlu dicatat, timnas Indonesia adalah satu-satunya tim terproduktif di Piala AFF 2020 ini. Tapi, kolektivitas gol skuat Garuda justru datang dari para pemain tengah atau bek. Hingga sampai babak semi final leg 1, sudah ada14 gol di antaranya hanya 1 dicipta striker, yaitu oleh Ezra. 13 gol lainnya dicipta oleh aksi Evan Dimas (2 gol), Rachmat Irianto (2), Irfan Jaya (3), Ramai Rumakiek (1), Witan Sulaeman (2), Asnawi Mangkualam (1), Elkan Baggott (1), dan Pratama Arhan (1).

Kita tunggu, strategi apa yang akan dimainkan oleh STy menghadapi leg 2 semifinal Piala AFF 2020  versus Singapura yang akan dihelat di Stadion Nasional Singapura, Sabtu (25/12/2021) malam WIB.

Ayo pasukan Indonesia! Abaikan blunder-blunder wasit. Tak bermental euforia, tak egois dan individualis. Raih tiket final dengan kemenangan. Cerdas menyikapi strategi dan intrik-takik Singapura, karena mereka sudah tahu strategi dan kemampuan Garuda. Cerdas TIPS diri sendiri, tak jemawa! Cerdas memainkan Strategi dan taktik intrik STy.

Siapa pun pemain yang dipercaya turun, buktikan STy tak salah memilih kalian. Bermainlah kolektifitas tim, sebab bagi STy tak ada pemain bintang. Jangan menjadi pemain yang menghambat strategi dan kecepatan tim demi meraih kemenangan permainan dan gol. Jangan bikin blunder untuk keuntungan lawan!

Sekali lagi, Semoga resep sederhana Kurniawan dan catatan-catatan ringan saya, dapat teraplikasi sesuai strategi Shin Tae-yong, membawa Garuda meraih tiket Final. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun