Sesuai klasemen sementara Grup B Piala AFF 2020, dengan poin 7 dan duduk sebagai juara Grup di atas Vietnam dan Malaysia, maka sejatinya tiket semi final sudah di tangan pasukan Garuda asuhan Shin Tae-yong (STy).Â
Sehingga, tugas Evan Dimas dan kolega tinggal mengamankan tiket itu, agar jangan sampai diambil oleh Malaysia.Cara mengamankannya, cukup dengan mengambil hasil imbang. Dengan demikian, poin Indonesia tetap aman dan tak akan terkejar oleh Malaysia. Pasukan STy boleh saja berpikir untuk meraih juara Grup agar tidak bertemu Thailand di semi final karena Thailand sudah dipastikan meraih tiket juara Grup A.
Namun, apa pun alasannya, target paling realistis adalah masuk semi final demi asa, meraih tropi Piala AFF untuk kali perdana di edisi ke-13 ini.
Terpenting, boleh tetap berpikir meraih juara Grup, tetapi prioritas dan akan lebih utama bila mengamankan tiket masuk semi final, yang secara poin, sementara sudah di tangan.
Boleh ambisi, tapi realistis
Duel timnas Indonesia versus Malaysia, yang dijadwalkan berlangsung di Singapore National Stadium pada Minggu (19/12/2021) dengan kickoff pukul 19.30 WIB adalah duel klasik yang sama-sama selalu diiringi ambisi besar untuk memetik kemenangan, sebagai lawan bebuyutan.
Karenanya, matchday terakhir Grup B, antara timnas Garuda melawan Harimau Malaysia timnas Indonesia dan Malaysia demi tiket semi final, tentu akan tersaji menarik dan tentunya keras. Terlebih, demi ambisi meraih tiket ke semi final, baik Indonesia maupun Malaysia, benar-benar harus ditentukan oleh nasibnya masing-masing.
Indonesia sekarang sudah mengantongi tiket semi final. Bila bermain imbang saja, maka tiket tetap aman. Tetapi bila Indonesia kalah, maka tiket yang sementara sudah di tangan, tentu lepas dan akan berpindah jadi milik Malaysia.
Sebaliknya, bila pasukan STy cukup menahan imbang, maka Malaysia tersingkir, dengan catatan Vietnam pun minimal bermain imbang versus Kamboja. Tetapi berharap Vietnam imbang, sesuatu yang mustahil dengan catatan performa mereka saat ini.
Jadi, untuk Indonesia, boleh ambisi menang, tetapi lebih realistis cukup imbang karena tiket sudah digenggam.
Head to head Indonesia unggul
Kendati dalam dua laga terakhir, di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Garuda sebelum di asuh STy ditekuk Harimau, di ranking FIFA tertinggal, catatan head to headnya, Indonesia masih unggul.
Catatannya, timnas Indonesia dan Malaysia tercatat sudah pernah bertemu 96 kali, Garuda mencatatkan 39 kemenangan, 21 kali imbang, dan menelan 36 kekalahan. Indonesia unggul 3 kemenangan atas Malaysia.
Sementara dalam sejarah Piala AFF atau sebelumnya bernama Piala Tiger, timnas Indonesia dan Malaysia sudah 8 kali bertemu dengan masing-masing tim mengukir 4 kemenangan atau imbang.
Strategi jitu STy, menentukan
Dengan catatan tersebut, STy yang sudah menyebut bahwa tim ofensif Vietnam akan kembali bersua tim defensif Indonesia di partai final, seperti dilansir beberapa media, jangan sampai menjadi bumerang. STy tetap wajib hati-hati dan waspada saat melakoni laga nanti.
STy juga wajib tetap membumi dan menyadari bahwa penggawa timnas hampir semuanya masih memiliki ketetbatasan dalam TIPS pemain. Strategi STy dalam meladeni Vietnam dengan keterbatasan TIPS pemain Indonesia sudah jitu.
Membiarkan babak pertama tak memiliki catatan penguasaan bola. Beruntung di Garuda masih ada sosok Evan Dimas, yang pada akhirnya Indonesia mampu maraih penguasaan bola (possesion) 30 persen di babak kedua. Bila Evan tak dimasukkan, tentu Vietnam bisa mengusai possesion ball hingga lebih dari 95 persen.
Kini, nasib Indonesia untuk tetap mempertahankan tiket semi final ada di tangan STy. Tinggal strategi jitu mana yang mau diaplikasikan dengan modal TIPS pemain terbatas. Tetapi hasil tetap berkualitas. Aamiin.
Khusus untuk pemain Garuda, belajarlah dari pemain timnas Vietnam yang sangat kualitas dalam Teknik, Intelegensi, Personaliti, dan Speed (TIPS). Belajarlah  bagaimana saat menguasai bola. Mereka sangat kuat dan cantik melakukan possesion ball. Saat kehilangan bola, merebut dan kembali menguasai bola, tidak asal tendang, tak asal passing, lalu memainkan possesion ball dengan passing-control yang benar, cerdas, dan kuat. Bukan asal tendang dan buang, pun passing-control tak benar dan tak jelas arah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI