Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Membikin Sepak Bola Nasional Bangkit, Singkirkan Biang Keladinya!

3 Desember 2021   08:06 Diperbarui: 3 Desember 2021   08:57 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu semua terus lewat dan lewat saja. Bahkan, layaknya Perusahaan/Instansi/Instansi, yang selalu melakukan survei kepuasan dan ketidak puasan khalayak/nasabah/pengunjung/masyarakat dll, sekadar melakukan survei kepada publik sepak bola nasional terhadap kinerja PSSI dan jajaran pengurusnya karena sepak bola nasional terus melempem, itu pun tidak pernah dilakukan.

Jutaan kritik dan komentar dari berbagai pihak baik melaui media massa, media sosial, hingga media televisi, juga seperti angin lalu. Masuk kuping kiri langsung numpang lewat dan ke luar via kuping kanan.

Saat rapor pemain timnas Indonesia diusik dan melempem dalam hal TIPS (Teknik, Intelegensi, Personaliti, dan Speed) seperti yang sudah ditemukan, dirasakan, dihadapi, di lihat mata kepala sendiri oleh pelatih timnas Indonesia yang diimpor dari Korea Selatan, Shin Tae-yong (STy). Lalu, berbagai pihak juga mengungkap, meski sampai 40 tahun ke depan, timnas Indonesia akan sulit berprestasi. Terus tertinggal, bahkan sekadar di kawasan Asia Tenggara. Tercecer di bawah negara-negara kecil sekelas provinsi di wilayah Indonesia. Atau mungkin akan menunggu setelah 100 tahun. Sepertinya juga tetap hanya menjadi berita usang yang tak perlu ditanggapi oleh mereka.

Sifat pesimistis juga terus muncul di masyarakat. Bahkan, ada pihak secara gamblang mengungkap dengan alasan dan data bahwa pasukan Garuda yang diasuh STy, akan sulit menjadi juara Piala AFF edisi ke-13.

Kalau begitu, sebenarnya PSSI  itu siapa? Mereka, yang ada di dalam PSSI, siapa sih? Harusnya amanah kepada publik sepak bola nasional, tapi ini malah PSSI menjadi = Kerajaan. Bertindak semaunya sendiri? Tak pernah menggubris kritik, saran, dan masukan publik pecinta sepak bola nasional, yang notabenenya adalah pembiaya semua gelaran dan kontestasi sepak bola nasional.

Meski musim pandemi, sponsor masih mau menjadi pendukung PSSI dan Klub karena keberadaan ratusan juta suporter Indonesia yang menjadi pemirsa dan sasaran sponsor dan media televisi baik melalui saluran gratis maupun berbayar

Atas kondisi ini, sejatinya, pemilik seutuhnya sepak bola nasional itu adalah rakyat Indonesia, bukan PSSI yang terus membikin kusut sepak bola nasional.

Bagaimana harapan publik sepak bola nasional dapat terwujud untuk melangkah dan berprestasi di tingkat Asia? Lalu, dunia? Bila benang kusut sepak bola nasional tak segera digunting. Ambil benang baru yang tahan tak kusut dan penuh kompetensi.

PSSI di-nol-kan

Banyak pihak yang berpikir, PSSI itu wajib di nol kan. Artinya, pengurusmya dibubarkan, bersihkan dari rezim yang terus menggerogoti dan terus bikin kusut, voternya diperbaharui, dan otomatis statutanya juga disesuaikan dengan kondisi dan perubahan zaman.

Pemerintah harus hadir mengatasi hal ini. Lebih baik PSSI dibekukan oleh pemerintah dan disanksi FIFA beberapa tahun, namun setelah PSSI diperbaharui di semua lini, sepak bola nasional bisa bangkit, tak harus menunggu puluhan tahun baru bisa berprestasi. Tak perlu kebakaran jenggot karena cara instan naturalisasi pemain dan potong kompas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun