Hari Sumpah Pemuda (HSP) tahun ini sudah menginjak jilid ke-93. Sama seperti hari-hari peringatan lain yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, Mengutip dari kemenpora.go.id, Selasa (26/9/2021), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia telah merilis tema dan logo Hari Sumpah Pemuda ke-93 yang jatuh pada Kamis, 28 Oktober 2021 dengan mengangkat tema Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh.
Maksud dari makna tema juga sudah dirilis. Bersatu, maksudnya spirit persatuan dalam keberagaman bangsa Indonesia. Bangkit, diartikan bahwa pemuda sebagai spirit partisipasi kaum muda untuk bangkit melawan pandemi COVID-19. Dan, Tumbuh, dimaknai sebagai upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan semangat kewirausahaan pemuda.
Sementara Logo HSP 2021 yang dilaunching pada Bulan Pemuda ini, merupakan hasil dari sayembara yang diselenggarakan oleh Kemenpora. Makna Loga berupa angka 93 yang bersambung dengan lima gradasi warna, yaitu kuning, orange, merah, biru, dan hijau.Â
Angka 93 yang didesain bersambung tanpa putus menandakan komitmen pemuda Indonesia untuk bersatu dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Makna lainnya menggambarkan semangat kepemudaan dengan dicirikan dari bentuk yang tegas dari logo. Bentuk tersebut mencerminkan jiwa semangat kepemudaan yang akan terus berkobar untuk indonesia bangkit.
Sedangkan kolaborasi warna yang digunakan mewakili keberagaman kolaborasi pemuda Indonesia yang sama-sama berkomitmen mewujudkan ekonomi Indonesia tumbuh dengan semangat kewirausahaan.
Makna tema dan logo?
Peringatan HSP ke-93 memang masih dalam suasana pandemi Covid-19, namun mengapa pemerintah memaknai HSP ke-93 ini dengan begitu simpel? Padahal masalah di Indonesia tidak sesimpel makna tema dan makna logo yang dirilis oleh Kemenpora.
Rasanya, Kemenpora alias pemerintah melihat persoalan kepemudaan sesimpel itu?Â
Pasalnya, tema Bersatu yang maksudnya sebagai spirit persatuan dalam keberagaman bangsa Indonesia seolah hanya ungkapan dan klise saja bila didekatkan dengan fakta dan kenyataan yang kini sedang didera rakyat, khususnya para pemuda. Bahkan peristiwa pemuda (mahasiswa) berdemontrasi demi memperjuangkan hak rakyat bahkan tetap saja tidak digubris Presiden. Malah sampai ada mahasiswa yang dibanting.
Masih banyak fakta lain yang memiriskan hati bagi pemuda di Indonesia, apalagi perjuanganya juga terus direcoki oleh para influenser dan buzzer. Bahkan pemimpinnegeri ini juga terus membikin mahasiswa yang pemuda menjadi mandul dan tumpul karena, negara justru sangat lekat dijajah oleh Partai Politik, sebagai penjajah baru di Indonesia.Â
Negara ini, kini menjadi milik Partai Politik yang menguasai rezim dan Partsi Politik kroninya. Bagaimana mau bersatu? Adanya terus dibikin skenario gaduh dan kisruh.
Lalu, Bangkit yang diartikan bahwa pemuda sebagai spirit partisipasi kaum muda untuk bangkit melawan pandemi COVID-19. Wah, ini sangat lucu. Dangkal sekali rupanya pola pikir tentang makna bangkit ini.Â
Mungkin karena adanya fakta bahwa Pemuda yang diwakili mahasiswa mau bangkit dan membela serta memperjuangkan nasib rakyat, selalu dicueki oleh pemimpin negeri yang seharusnya amanah.
Makna bangkit ini mungkin sengaja diselewengkan karena faktanya, pemuda tetap dikekang dan tak dianggap, jadi maknanya hanya sebatas masalah untuk bangkit dari Covid-19. Lucu?
Mirisnya lagi, makna Tumbuh pun hanya dimaknai sebagai upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan semangat kewirausahaan pemuda. Lha, banyak sekali di Indonesia ini, khususnya di sektor kepemudaan yang belum tumbuh dan berkembang, lho?Â
Terlebih bicara pemuda, tentu lekat dengan dunia prndidikan. Nah, bagaimana dengan pendidikan di Indonesia yang terus tercecer? Masa, arah tumbuhnya hanya di  ekonomi dan kewirausahaan?
Untuk makna logo yang menggambarkan semangat kepemudaan dengan dicirikan dari bentuk yang tegas, mencerminkan jiwa semangat kepemudaan yang akan terus berkobar untuk indonesia bangkit. Ini boleh, benar. Pemuda Indonesia tak disuruh bangkit akan selalu bangkit dengan sendirinya. Tetapi bagaimana respon rezim, kroninya, hingga para influenser dan buzzer, saat pemuda (mahasiswa) bangkit?
Dari sisi kolaborasi warna yang digunakan dalam logo juga benar, mewakili keberagaman kolaborasi pemuda Indonesia, tapi bukan hanya sekadar masalah mewujudkan ekonomi Indonesia tumbuh dengan semangat kewirausahaan. Indonesia harus tumbuh di segala aspek, meski ekonomi menjadi pondasi!
Evaluasi, refleksi, implementasi
Peringatan HSP ke-93 dengan tak lagi saya ulas masalah latar dan sejarah mengapa ada HSP, lalu pemerintah membuat tema dan logo peringatan, rasanya hal ini selalu saya rasakan hanya sekadar slogan. Numpang lewat begitu saja.
Setelah hari peringatan dilewati, segala jenis hari peringatan di Indonesia, tak nsmpak ada evaluasi, refleksi, apalagi implementasi dari hari peringatan itu. Yang ada adalah, sebelum hari peringatan, pemerintah bikin lomba atau sayembara, lalu bikin tema, logo.Â
Tetapi, setelah hari peringatan terlewati, tak ada lagi evaluasi, refleksi, hingga implementasi dari pencanganan tema dan logo peringatan. Tahu-tahu, di hari  peringatan tahun berikutnya, sudah bikin tema dan logo baru sesuai arahan pemerintah.
Sayang, di setiap hari peringatan, rasanya hanya menghitung saja, ini sudah peringatan yang ke sekian, terus berikutnya ada anggaran lagi untuk peringatan tahun berikutnya. Begitu selalu.
Di mana implementasi dari setiap hari peringatan di Indonesia yang laporannya tercatat sukes, implementasinya sesuai makna tema dan logo?
Implementasi adalah tindakan--tindakan yang dilakukan oleh individu atau pejabat--pejabat, kelompok--kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada terciptanya tujuan--tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan, seperti kebijakan di peringatan HSP yang ada tujuan, dicerminkan oleh tema dan logo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H