Negara ini, kini menjadi milik Partai Politik yang menguasai rezim dan Partsi Politik kroninya. Bagaimana mau bersatu? Adanya terus dibikin skenario gaduh dan kisruh.
Lalu, Bangkit yang diartikan bahwa pemuda sebagai spirit partisipasi kaum muda untuk bangkit melawan pandemi COVID-19. Wah, ini sangat lucu. Dangkal sekali rupanya pola pikir tentang makna bangkit ini.Â
Mungkin karena adanya fakta bahwa Pemuda yang diwakili mahasiswa mau bangkit dan membela serta memperjuangkan nasib rakyat, selalu dicueki oleh pemimpin negeri yang seharusnya amanah.
Makna bangkit ini mungkin sengaja diselewengkan karena faktanya, pemuda tetap dikekang dan tak dianggap, jadi maknanya hanya sebatas masalah untuk bangkit dari Covid-19. Lucu?
Mirisnya lagi, makna Tumbuh pun hanya dimaknai sebagai upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan semangat kewirausahaan pemuda. Lha, banyak sekali di Indonesia ini, khususnya di sektor kepemudaan yang belum tumbuh dan berkembang, lho?Â
Terlebih bicara pemuda, tentu lekat dengan dunia prndidikan. Nah, bagaimana dengan pendidikan di Indonesia yang terus tercecer? Masa, arah tumbuhnya hanya di  ekonomi dan kewirausahaan?
Untuk makna logo yang menggambarkan semangat kepemudaan dengan dicirikan dari bentuk yang tegas, mencerminkan jiwa semangat kepemudaan yang akan terus berkobar untuk indonesia bangkit. Ini boleh, benar. Pemuda Indonesia tak disuruh bangkit akan selalu bangkit dengan sendirinya. Tetapi bagaimana respon rezim, kroninya, hingga para influenser dan buzzer, saat pemuda (mahasiswa) bangkit?
Dari sisi kolaborasi warna yang digunakan dalam logo juga benar, mewakili keberagaman kolaborasi pemuda Indonesia, tapi bukan hanya sekadar masalah mewujudkan ekonomi Indonesia tumbuh dengan semangat kewirausahaan. Indonesia harus tumbuh di segala aspek, meski ekonomi menjadi pondasi!
Evaluasi, refleksi, implementasi
Peringatan HSP ke-93 dengan tak lagi saya ulas masalah latar dan sejarah mengapa ada HSP, lalu pemerintah membuat tema dan logo peringatan, rasanya hal ini selalu saya rasakan hanya sekadar slogan. Numpang lewat begitu saja.
Setelah hari peringatan dilewati, segala jenis hari peringatan di Indonesia, tak nsmpak ada evaluasi, refleksi, apalagi implementasi dari hari peringatan itu. Yang ada adalah, sebelum hari peringatan, pemerintah bikin lomba atau sayembara, lalu bikin tema, logo.Â