Ini lho ungkapan Jusri:
"Di dunia memang lima tahun sekali, bahkan ada negara tertentu seumur hidup. Padahal itu kurang ideal," kata Jusri.
Meski Jusri tahu negara lain di dunia ini menerapkan pergantian atau perpanjangan SIM setiap lima tahun sekali dan ada yang malah berlaku seumur hidup, Jusri ngeyel dengan pendapatnya, bahwa itu kurang ideal.
Wahai Bapak Jusri, alangkah bijak dan baiknya, coba Bapak usulkan pendapat Bapak yang merasa paling ideal menyoal SIM ke negara lain dulu, agar SIM diperpanjang setiap tahun sekali, pun dengan membandingan pilot yang uji kompetensi setiap enam bulan sekali.
Pemerintah.dan warga negara lain saja tak heboh dan tak harus mengobok-obok soal SIM, mengapa Bapak harus meributkan soal SIM di Indonesia dan bilang perpanjangan lima tahun sekali tak Ideal.
Tolong baca kolom komentar artikel yang memuat opini Bapak. Dan catat, itu dari warganet yang kebetulan membaca artikel tersebut. Coba, opini Bapak sampaikan kepada rakyat Indonesia. Kira-kira apa yang akan rakyat komentari dari pemikiran Bapak?
Ayolah, Â bikin suasana Indonesia yang kondusif di tengah berbagai masalah yang terus mendera rakyat. Jangan bikin rakyat sedih, gelisah, gundah, dan jangan sampai bikin rakyat marah!
Buatlah ide-ide pemikiran yang kreatif dan inovatif, demi membangun bangsa ini, tapi yang membikin rakyat sehat, tak menderita fisik dan batin. Tak terus dibodohi dan ditelikung, diperas oleh pihak yang hanya mengambil keuntungan pribadi, kelompok, dan golongan.
Masa, SIM diperpanjang lima tahun sekali tak ideal? Ada apa sih, dibaliknya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H