Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agar Aktivitas Tak Monoton, Apa yang Harus Dirawat, Dikembangkan, dan Diupgrade?

23 Agustus 2021   11:14 Diperbarui: 23 Agustus 2021   11:35 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagaimana mengukur seseorang sudah lulus ISEAKI atau belum? Caranya bisa dilakukan dengan Uji ISEAKI berdasarkan alat ukur dan test ilmiah yang sudah ada. Lalu di analisis bagian perbagian. Tetapi juga dapat dengan cara sederhana.

Cara sederhana itu, dengan bermain logika saja. Secara logika, orang yang sudah terdidik di bangku sekolah atau kuliah, minimal dia ada bekal intelektual yang didapat. 

Orang yang memiliki bekal intelektual dan kecerdasannya terus dirawat, dikembangkan, dan diupgrade, maka akan mampu menjadi orang yang memiliki sikap sosial, mampu mengendalikan emosional, pandai menganalalisis dan mengkalkulasi berbagai hal, karena didukung oleh kemampuan kreatif dan imajinatifnya, dan terus berada pada garis jalan yang benar dan baik, karena pondasi iman yang menjadi arah bagi dirinya.

Sehingga orang yang demikian itu bisa dikategorikan orang ISEAKI. Mungkin minimal nilai rata-ratanya=8 atau 9. Rinciannya, (I)=8, (S)=8, (E)=8, (A)=8, Kreatif-Imajinatif (KI)=8, dan Iman (I) 9. 

Bila seseorang lemah dalam Intelektual, maka biasanya, orang tersebut juga lemah dalam kemampuan mengendalikan emosinya. Lalu, lemah pula dalam hal analisis memecahkan masalah, mengatasi masalah, membuat keputusan dan lainnya. Pokoknya, semua itu dapat dianalisis secara ilmiah atau dilihat secara logika. Diri kita, secara kejujuran nurani, juga akan mampu mengukur tingkat ISEAKI diri.

Bagaimana dengan sikap dan perilaku para elite bangsa ini? Bagaimana dengan tingkat ISEAKI yang terus sibuk dalam urusan kekuasaan, oligarki, dan dinasti politik? Bagian mana dari ISEAKI mereka yang sangat unggul dan sangat lemah?

Lalu, dengan capaian dunia pendidikan Indonesia yang terus terpuruk, kira-kira di mana letak kisaran ISEAKI masyarakat Indonesia, yang teridentifikasi masih menjadi bangsa pemakai produk asing?

Bagaimana pula ISEAKI orang-orang yang menganggap dirinya sudah hebat, keren, luar biasa, dan sejenisnya, hingga gaya hidupnya, penampilannya, sikap perbuatannya, tabiatnya, bahasa tubuhnya, dan tutur katanya dan lain sebagainya pun ditunjukkan untuk mempertegas deskripsi ke-akuan orang tersebut, seolah dirinya pun menjadi kunci solusi masalah-masalah di tengah masyarakat, dll? Di mana bagian ISEAKI yang unggul dan lemah?

Lantas bagian ISEAKI mana yang lemah, hingga yang mereka lakukan adalah hal yang monoton. Selalu membuat dan melakukan hal yang sama dengan yang dulu. Yang itu-itu saja. Tidak ada ragamnya? Tapi tetap merasa hebat dan percaya diri? Mungkin tak pernah bercermin? 

Tapi ada hal unik di negeri ini, karena ada sosok yang terus menjadi pembicaraan publik dan sampai dibilang sebagai penjilat, mungkin karena sudah sadar, saat kini dirinya menjadi bagian sasaran kritik via jalur seni, ternyata menyampaikan respon yang tak marah, tidak seperti sebelumnya, selalu malah pasang badan. Ada apa hayoo? Kira-kira posisi ISEAKInya bagaimana?

Yang pasti, orang yang memiliki rapor ISEAKI mumpuni, bila dia terus berada di jalan yang benar dan baik untuk kepentingan dunia dan akhirat, akan nampak ISEAKInya digunakan untuk kemaslahatan diri dan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun