Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bila Elegan, Rakyat Segan

10 Agustus 2021   11:55 Diperbarui: 10 Agustus 2021   12:59 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Di 1 Muharram 1443 Hijriah, dengan segala kerendahan hati, semoga apa yang saya tulis, menjadi pencerahan khususnya untuk diri saya sebagai rakyat jelata yang terus sangat terdampak dari kebijakan berantai/berjilid oleh pemerintah.

Semoga pula membuka mata hati para pemimpin/pemerintah bahwa rangkaian kebijakan yang terlambat dan tidak tegas, terus membikin rakyat jelata sengsara dan menderita di tanah airnya sendiri.

Pengumuman PPKM bukan oleh Jokowi

Hingga sekarang belum ada media massa yang menulis, mengapa pengumuman perpanjangan PPKM Level 4 tidak dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Warganet pun tambah bertanya. Pasalnya, pengumuman PPKM yang selalu malam hari dan terkesan diam-diam tapi tak bisa ditawar, pun sudah dianggap sebagai sikap dan kebijakan otoriter pemerintahan Jokowi.

Hal ini tentu karena alasan, kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mencegah corona masuk Indonesia karena kelalaian dan sikap tak tegas serta plin-plannya semua kebijakan yang dilakukan. Bahkan, saat PPKM sudah berjilid-jilid, masih saja WNA bebas masuk Indonesia. Sama seperti pemerintah membiarkan corona Wuhan dan corona Delta masuk ke Indonesia hingga membuat rakyat jelata terpapar corona.

Tapi kini bak pahlawan kesiangan membuat kebijakan yang sudah diungkap para ahli hukum tak ada payung hukumnya, terus menyiksa rakyat dengan pintu penderitaan bernama PPKM yang diputuskan secara otoriter.

Luar biasanya, warganet pun mencari-cari di mana Presiden Jokowi Mengapa tak muncul menyampaikan perpanjangan PPKM? Sementara warganet dan berbagai pihak pun sampai berasumsi PPKM ini hanya akal-akalan. Dan, terus dicicil-cicil setiap minggu. Padahal hanya trik agar pemerintah lepas tangan dari tanggungjawab kepada rakyat yang kehilangan pekerjaan, kehilangan pendapatan, dan mulai kelaparan.

Ironisnya, tak ada satu keterangan pun, saat Senin malam, 9 Agustus 2021, Jokowi tak muncul di depan layar televisi seperti sebelumnya dengan percaya diri menyampaikan pengumuman perpanjangan PPKM yang sudah diduga dan dibaca oleh rakyat hanya sekadar akal-akalan.

Sebaliknya, yang muncul justru 3 menteri yang keroyokan menjelaskan mengapa PPKM diperpanjang.

Pengumuman perpanjangan PPKM yang sepertinya sudah diskenario dicicil itu, bila disampaikan oleh Jokowi pukul 19.00 WIB, tapi karena Jokowi tak muncul dan disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang akan memberi penjelasan dan waktunya pun mundur menjadi pukul 20.00 WIB.

Rakyat yang sudah menunggu pengumuman yang ternyata belum muncul juga Presiden setelah pukul 19.00 lewat, ternyata baru dimengerti, ternyata yang muncul 3 menteri.

Respon warganet, gimmick, tebar pesona

Apa respon warganet? Dalam berbagai kolom komentar berita dan media sosial pun tak respek. Bahkan cara-cara pengumuman PPKM ini sudah jauh dari elegan dan menimbulkan kesan negatif warganet.

Di mana di dunia ini ada model kebijakan pemerintah untuk rakyat seperti main-main? Bahkan dari anggota DPR sampai rakyat jelata pun sudah teriak agar pemerintah melaporkan kasus Covid-19 di Indonesia secara valid.

Nyatanya, Gugus Tugas Covid-19 nasional yang setiap hari up-date data Covid-19 di Indonesia saja sudah tak dipercaya rakyat karena datanya ngawur. Ada daerah yang memberi bukti bahwa yang dilaporkan salah dan selisihnya sangat siginifikan malah dianggap angin lalu. 

Karenanya, kebijakan PPKM itu hanya ada di Indonesia dan rakyat dibiarkan sengsara dari sebelumnya PSBB. Untuk PPKM, judulnya malah mirip sinetron karena berseri. Ada PPKM Mikro, PPKM Darurat dari 3-20 Juli 2021. Lalu, PPKM Level 4 dan berlaku 21 Juli-2 Agustus 2021. Kemudian, PPKM Level 4 pada 3-9 Agustus 2021. Kini PPKM Level 4 pada 10-16 Agustus 2021 dan luar Jawa-Bali sampai 23 Agustus 2021.

Sebelum ini, ada anggita DPR yang sampai mengungkap di media massa dan mengatakan pemerintah seharusnya tidak banyak gimmick (akal-akalan) dalam menanggulangi pandemi, tapi harus serius dan fokus dengan basis data keilmuan. Salah satu caranya adalah dengan memamfaatkan para peneliti untuk merumuskan upaya terpadu untuk menanggulangi masalah global tersebut.
"Pemerintah jangan terlalu banyak gimmick yang hanya tebar pesona," ujar mantan sekretaris Menristek itu terkait sejumlah perubahan kebijakan yang diambil pemerintah, namun tidak memberikan hasil maksimal. 

Pernyataan pesimis, maksudnya?

Dalam pengumuman perpanjangan PPKM pada Senin malam (9/8/2021) pun ada menteri yang justru menyampaikan pernyataan pesimis yang bikin kecewa masyarakat dengan mengatakan bahwa kita akan masih lama, bertahun-tahun hidup dengan masker. 

Lucu. Pernyataan tersebut maksudnya mungkin untuk mengetuk hati rakyat agar disiplin prokes. Tapi, mengapa pernyataan tersebut tidak disampaikan sebelum corona Wuhan masuk. Hingga corona benar-benar berpandemi di Indonesia.

Lalu, mengapa pernyataan tersebut tidak disampaikan sebelum varian delta masuk? Tapi varian delta pun dibiarkan nyelonong hingga kini memapar rakyat dengan lahapnya.

Apakah mereka tidak melihat, sekarang khususnya di Eropa, saat persiapan kompetisi sepak bola domestik, pertandingan-pertandingan uji coba pun stadion dipenuhi suporter yang berjubel, berhimpitan, dan tanpa masker, sama saat gelaran Piala Eropa? Mengapa di sana sudah bisa seperti itu? Jangan bilang, Indonesia berbeda dan bla-bla, ya? 

Kini, PPKM terus dibikin berjilid-jilid hingga warganet bilang, ini sekadar akal-akalan pemerintah, tapi tak kasih kesejahteraan rakyat. 

Beginilah bila bikin kebijakan tak elegen, cenderung plin-plan, dan akal-akalan. Sudah mengumumkan PPKM di perpanjang lagi, berikutnya apa lagi? Kira-kira pada pengumuman berikutnya apakah Presiden akan muncul lagi?
Kira-kira, apakah laporan Covid-19 di Indonesia hari ini oleh Gugus Tugas, valid? Siapa yang akan mengganti pendapatan dan pemasukan rakyat jelata yang hilang?

Ayo pemerintah, bagaimana menyembuhkan rasa segan (hormat) rakyat kepada kalian? Sebab, yang kini ada, rakyat takut dan mau tak mau harus menurut. Sembuhkan rasa segan (malas).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun