Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Memahami Literasi tentang Susu Masyarakat Kita

4 Juli 2021   19:10 Diperbarui: 4 Juli 2021   19:24 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bukan masyarakat +62 kalau tidak bikin heboh gara-gara kurang literasi. Bahkan kehebohan yang mengira atau menganggap sebuah produk susu dapat menyembuhkan korban yang terserang Covid-19, sampai-sampai ada video viral di media sosial dan media massa yang sedang menunjukkan adegan sekelompok orang berebut susu yang dimaksud di sebuah toko swalayan.

Bahkan bukan itu saja, beberapa masyarakat yang ikut percaya tentang khasiat susu tersebut ampuh dan manjur untuk atasi corona, sampai bilang di toko-toko yang berlabel mart, stok susu sudah habis. Luar biasa, masyatakat +62 ini. Kok, sesederhana itu tergerus isu yang hoaks, dan percaya mitos dari khasiat susu yang diperebutkan itu.

Padahal, dalam kemasan susu tersebut, sama dengan kemasan susu yang lain, ada informasi tentang susu terbuat dari bahan apa dan manfaatnya untuk apa. Apa ada informasi yang menyebut susu tersebut dapat menyembuhkan orang yang terpapar Covid-19?

Sebelum isu ini, beberapa masyarakat percaya mengkonsumsi susu tersebut dapat menyembuhkan flu, demam, sakit kepala.

Dalam informasi yang saya baca di media massa nasional, ada ahli gizi yang sampai mengungkapkan bahwa susu yang dimaksud  dapat menyembuhkan penyakit seperti demam, flu, batuk, hingga corona, hanya mitos yang menyelimuti produk susu tersebut.

Parahnya, hingga saat ini overclaim produk tidak pernah dibenahi dan membikin masyarakat salah asumsi. Terlebih masyarakat dalam literasi gizi yang minim. Buntutnya, asumsi menjadi kepercayaan-kepercayaan yang dengan sendirinya membentuk  opini di tengah masyarakat tentang khasiat susu yang dimaksud.

Literasi buruk

Buruk dan rendahnya literasi masyarakat, semakin mengukuhkan bahwa mitos di percaya menjadi sesuatu yang benar, karena masyarakat memang kurang dekat dengan hal-hal yang berbau ilmiah dan fakta ilmiah.

Banyak ahli gizi yang sebelum ini mengungkapkan bahwa mengkonsumsi jenis susu apa pun di pasaran, khasiatnya tentu sudah ada takaran. Tidak bisa ditambah mitos-mitos.

Setiap produk susu di pasaran, tentu kandungan gizinya, seperti protein, karbohidrat, kalium, bahkan garam akan sama sesuai takaran. Setiap susu kemasan paati juga mencantumkan kandungan vitamin dan mineral yang terdapat dalam produk susu cairnya. Mau produk susu evaporasi, UHT, susu cair, semuanya sama, dan komposisinya pun dapat dibaca di labelnya.

Karenanya, tak ada produk susu yang lebih baik di antara satu dengan lainnya. Minum susu juga tidak lantas meningkatkan imunitas. Dibutuhkan makanan bergizi lainnya untuk menjaga kesehatan.

Selain itu, juga sudah bukan rahasia, pelajaran di sekolah sudah mendidik bahwa mengkonsumsi susu adalah bagian dari makanan 4 sehat 5 sempurna. Terlebih, dalam situasi pandemi covid-19, konsumsi makanan sehat inilah yang semestinya digencarkan. Bukan hanya konsumsi susu.

Masyarakat juga wajib tahu bahwa menjaga kesehatan tidak harus minum susu cair atau susu bubuk. Sesusai 4 sehat 5 sempurna, ada banyak makanan lainnya yang menawarkan protein lebih tinggi ketimbang susu, yaitu telur misalnya. Sebab,  bicara protein, telur adalah representasi protein sempurna.

Susu tak membunuh virus corona

Dalam keterangan kepada awak media di Jakarta, Minggu (4/7/2021) Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban membantah susu (yang dimaksud) bisa menyembuhkan covid-19. Kandungan dalam susu disebut tidak bisa membunuh virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19 dalam tubuh.
"Susu beruang untuk mengobati covid-19, ya tentu saja tidak bisa, susu beruang tak bisa mematikan virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19," jelas Zubairi.

Dalam situasi pandemi sekarang jelas, untuk terlindung dari corona,
masyarakat tidak hanya  mengkonsumsi susu, tetapi wajib pula mengkonsumsi sayuran, buah, karbohidrat, vitamin, serta mineral yang didapatkan dengan makan makanan beragam.

Ingat, sudah ada pelajaran 4 sehat 5 sempurna. Ingat, setiap produk susu juga ada komposisi bahan dan kegunaannya. Ada di labelnya, bisa dibaca!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun