Tapi, tanpa malu, malah bangga menjadi selebtwit, selebriti Twitter, karena memiliki banyak followers yang satu gerbong dan terkenal bak selebriti di jagat Twitter. Dan, bisa jadi, mereka adalah buzzer, yaitu lonceng atau alarm. Namun arti buzzer di Twitter adalah akun-akun yang dibayar untuk membahas dan meramaikan topik tertentu.
Tahukah Mas Nadiem, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kita, bahwa pelajaran nyinyir dari selebtwit yang merasa SJW ini, justru mengalahkan pendidikan di Indonesia yang terus terpuruk? Malah nyinyirnya Selebtwit yang merasa SJW ini mengalahkan kasus pandemi corona, hingga di Indonesia, nyinyir itu berpandemi juga?
Sampai kapan selebtwit yang kemungkinan buzzer ini terus beraksi dan nyinyir. Malah, berupaya menggoreng kritik dengan isu dan mengkaitkan dengan peristiwa lain agar seolah satu gerbong.
Yang pasti pandemi buzzer yang selebtwit ini, terus nyinyir dan tak mau melihat obyektivitas dan kenyataan masalah dan begitu yakin dengan dirinya sendiri tapi sepertinya tak pernah mengukur diri dan tak takut karena ada yang membiayai dan membekingi. Meski nyinyirnya terus membikin resah seantero negeri.
Sampai kapan masyarakat bangsa ini akan terhindar dan tak akan menemui seseorang yang senang menyalahkan orang lain atau mengomentari hal negatif tentang orang lain alias nyinyir ini. Apakah sampai menunggu si tukang nyinyir meninggalkan dunia ini?
Sebab dan dampak nyinyir
Wahai orang-orang yang memiliki tabiat nyinyir atau mencari uang dari pekerjaan nyinyir, apakah Anda-Anda sadar, kebiasaan nyinyir itu bisa berdampak buruk pada kesehatan.Â
Dikutip dari concordia.ca, para peneliti dari Universitas Concordia telah meneliti hubungan kebiasaan menyalahkan orang lain atau nyinyir dengan kondisi kesehatan.
Adalah Carsten Wrosch, seorang profesor di Departemen Psikologi Universitas Concordia, yang pada akhirnya menemukan kebiasaan nyinyir memberikan dampak buruk pada kesehatan diri sendiri.
Nyinyir kepada orang lain, menandakan adanya gangguan fisiologis yang memengaruhi metabolisme, respons imun, dan fungsi organ.
Hal ini juga diperkuat oleh Michael Linden, kepala klinik psikiatrik di Free University of Berlin yang menyatakan bahwa kebiasaan menyalahkan orang lain atau nyinyir bisa menyebabkan penyakit mental.