Saat komentator sedang bicara, ternyata banyak publik sepak bola nasional yang langsung pindah channel saluran televisi, dan baru kembali saat siaran langsung UEFA Euro (Piala Eropa) 2020 berlangsung.
Untung laga-laga Piala Eropa sangat berkelas, sehingga publik sepak bola nasional juga tak perlu merasa menonton dan mendengarkan ucapan para komentator, karena isi yang dibicarakan datar. Beberapa komentator bahkan kurang familiar bagi publik sepak bola nasional.
Mengapa pihak televisi yang menyiarkan Piala Eropa harus menampilkan para komentator tersebut? Bukan para komentator yang sudah familiar di mata dan hati pemirsa publik sepak bola nasional?
Apakah para komentator tersebut memang sudah layak disematkan label komentator dan apa sepak terjangnya dalam dunia sepak bola selama ini, terlebih untuk menjadi komentator sekalas Piala Eropa?
Itulah beberapa identifikasi yang saya dengarkan langsung dari insan pecinta sepak bola di Indonesia. Bahkan ada pihak yang sampai meminta saya menulis dan menyoroti masalah komentator Piala Eropa kali ini.
Label komentator, survei
Tak puasnya publik sepak bola nasional dengan keberadaan komentator Piala Eropa di televisi kali ini, meski baru sekadar ungkapan dari mulut ke mulut, maka agar lebih dapat dipercaya kebenaran akan tak puasnya publik sepak bola nasional, pihak televisi bisa melakukan survei.
Selain itu, publik juga berpendapat bahwa untuk Piala Eropa kali ini, hanya beberapa komentator yang layak dilabeli sebagai komentator karena kompetensi dan jejak langkahnya di dunia sepak bola.
Karenanya, meski yang menayangkan siaran Piala Eropa, saluran televisi ternama nasional, tidak menggaransi publik dapat menerima begitu saja dimunculkannya para komentator yang belum teruji di mata publik sepak bola nasional.
Karenanya, sejak digelarnya Piala Eropa sejak 11 Juni 2021, hingga menjelang sepuluh hari, maka cukup bagi publik menilai aksi para komentator yang sebagian besar dianggap belum kompeten dan belum layak disebut komentator.
Memang, publik juga dapat menelusuri jejak digital dari 13 komentator yang dihadirkan oleh pihak televisi. Publik dapat menelaah siapa mereka di balik kursi komentator yang kini mereka duduki.