Jadi, Indonesia kini milik siapa? Apa betul milik mereka? Milik nenek moyang mereka? Dan, tanpa ada rasa malu, bagi-bagi warisan kepada koleganya, pendukungnya, relawannya, tanpa ada rasa? Atau memang sudah mati rasa. Mati hati?
Ingat, Indonesia lahir dari perbedaan. Bersatu karena penjajahan, hingga kemerdekaan dapat direbut kembali karena rakyat yang berbeda bersatu.
Apakah rakyat yang masih berbeda, akan kembali bersatu demi melawan penjajah baru? Atau penjajah baru akan menyadari kesalahannya dan melepaskan diri dari tindakannya menjajah?
Tapi, sepertinya penjajah baru mustahil akan sadar atas perbuatannya, sebab malah semakin nampak lupa daratan. Bahkan arogan! Di dalam gerbongnya saja, terus mengancam para petugasnya yang melawan! Dan, kira-kira, rakyat oleh mereka dianggap siapa? Dianggap mesin suara untuk terus mendapatkan tiket menjajahnya?
Sayang, rakyat yang berbeda-beda, karena kemiskinan dan kebodohan, yang memang sengaja dicipta, jadi mudah untuk dijadikan kendaraan mereka mempertahankan penjajahan.
Indonesia milik siapa? Sampai kapan? Apakah perbedaan yang sekarang ada, akan kembali menyatukan? Atau membikin Indonesia tambah rawan?
Bila ingat kisah zaman penjajahan kolonialisme, betapa indahnya perbedaan yang bersatu, hasilkan kekuatan dahsyat, penjajah dilawan, Indonesia merdeka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H