Menurut Jokowi, keputusan larangan mudik diambil melalui berbagai macam pertimbangan, utamanya karena kecenderungan kenaikan kasus Covid-19 pasca libur panjang.
Terlebih, hingga sekarang, masyarakat juga masih ada yang nampak tak disiplin dalam Protokol 3M dan seolah tak mau belajar dari kasus di India. Pun tetap memaksakan mudik dengan mengabaikan corona, mengabaikan diri dan keluarganya.
Selain memaksakan mudik jauh hari sebelum Idul Fitri karena menghindari tanggal larangan, masyarakat juga mengabaikan kalkulasi keuangan. Yang penting mudik atau pulang kampung. Kumpul dengan keluarga. Padahal bekal uang yang dibawa banyak yang hanya pas-pasan untuk ongkos pulang.
Ongkos beli tiket kereta atau bus, ongkos bayar test corona, dll. Nah, selama di kampung, akan bagaimana? Tentunya, selain membawa kesusahan keluarga di kampung, juga sangat mungkin malah menjadi pemicu klaster corona baru. Semua ini bisa terjadi, karena memang sudah tak lagi berpikir dengan jernih, cerdas, serta tak dapat mengebdalikan emosi. Tak cerdas pemikiran, pun tak cerdas emosi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H