Sepakbola grassroots adalah aktivitas rekreatif anak-anak di seluruh dunia, dan menjadi alat luar biasa untuk integrasi sosial dan alat yang menakjubkan untuk berekspresi. Grassroots football menawarkan kesempatan bagi semua anak untuk bermain sepakbola, tanpa diskriminasi, dan tanpa harus menyediakan infrastruktur yang mewah.
Dan seharusnya, grassroots sepak bola juga bekerjasama dan melibatkan semua stakeholders, mulai dari pemerintah, kementerian pendidikan, kementerian olahraga, LSM, komunitas dll.
Sudahkah pembinaan dan pelatihan sepak bola grassroots di Indonesia melalui wadah SSB/ASB/DSB sesuai standar grassroots FIFA? Bagaimana para pelatih SSB/ASB/DSB yang mengampu anak-anak 6-12 tahun sudah sesuai standar coach-educator grassroots?
Hai para orang tua, yang ambisius, egois, dan arogan, berhentilah menciderai grassroots di mana pun Anda berada dan jangan mempermalukan diri Anda sendiri. Yang anaknya terlihat berbakat, jangan kegayaan jadi musafir yang terus melanglang buana ke luar masuk SSB/ASB/DSB hanya karena ambisi, ego, dan arogansi orang tua dan iming-iming.
Bagi orang tua yang anaknya tak berbakat, nikmati kegembiraan anaknya bergabung dengan teman-temannya, tak harus berpikir menjadi pemain sepak bola hebat, namun dapat mengasah karakter, Â fisik, fisiologis, dan psikologis anak hingga sosialisasi kehidupan bermasyarakat. Menjadi tahu teori dan bermain sepak bola yang benar, dan menjadi pondasi untuk masa depan anak di luar sepak bola terutama menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan rendah hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H