Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Indonesia Sudah Learning Lost, Antisipasi?

23 Januari 2021   09:25 Diperbarui: 23 Januari 2021   13:16 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih ironis, ketika PJJ berlangsung dan para guru tidak lagi dibebani belajar dengan target ketuntasan kurikulum, tapi sesuai kemampuan siswa, nyatanya learning lost sudah terjadi.

Kerjasama sekolah dan orang tua bagaimana?

Terjadinya learning lost pada siswa, sejatinya sudah saya prediksi sejak pandemi corona hadir dan belajar harus dengan PJJ.

Tanpa ada corona dan PJJ, pendidikan kita sudah terpuruk. Akar masalah dan benang kusutnya pun sudah teridentifikasi. Namun, saya heran Kemendikbud sepertinya membiarkan persoalan PJJ ini asal jalan. Hingga apa yang dikawatirkan pun terjadi dan terbukti. Siswa sudah learning lost.

Sejak awal, dalam artikel pun sudah berkali-kali saya tulis bahwa dalam PJJ, kerjasama antara sekolah dan orang tua harus jelas. Bahkan harusnya ada hitam di atas putih.

Harus disadari bahwa para orang tua selama ini sudah mempercayakan anak-anaknya ke sekolah dan seolah, orang tua sudah tak punya tanggungjawab lagi mendidik anaknya di rumah.

Budaya lepas tangan orang tua ini, ternyata dilanjutkan saat sekolah dilakukan dengan PJJ. Sekolah pun tak jelas dan tegas memberikan garis sejauh mana keterlibatan orang tua dalam kerjasama pendidikan selama masa PJJ.

Atas kondisi ini, maka persoalan learning lost di Indonesia hanya masalah tinggal menunggu waktu. Seharusnya bisa diantisipasi dan diatasi, namun malah seolah sudah tahu akan ada becana, tapi pihak yang berkepentingan dan sudah tahu akan ada bencana, membiarkan bencana benar-benar terjadi.

Miris. Bagaimana siswa dalam sekolah formal tidak learning lost? Lihatlah contoh kasus yang saya ungkap. Lihatlah apa yang kronis dalam pendidikan kita selama ini? Lihat sekolahnya, lihat kompetensi gurunya, lihat kepedulian dan kerjasama para orang tuanya.

Di mana Kemendikbud? Di mana Pemerintah? Sebab, persoalan learning lost dan sikap-sikap tak membaca, tak merasa memiliki, tak peduli, tak simpati, tak empati, mengabaikan, terbudaya tak tepat waktu, hingga tak berkarakter dan tak berbudi pekerti luhur terus hanya menjadi sebatas mimpi.

Para pemimpin pun malah terus asyik masyuk meneladani berseteru demi kepentingan politiknya, oligarkinya, dinastinya, korupsinya dan lain sejenisnya. Pebdidikan anak-anak Indonesia pun semakin terpuruk. Learning lost di Indonesia akan bersaing dengan pandemi corona

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun