Respon atas artikel "Mengapa PSSI dianugerahi AFC Grassroots Charter" Rabu (6/1/2021), ternyata sesuai dengan apa yang saya bayangkan. Tak kurang, profesor sepak bola Indonesia dan mantan Direktur Teknik PSSI Danurwindo, lalu mantan pelatih Timnas Indonesia U-16 dan U-19, Fakhri Husaini, serta Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri pun memberikan pendapatnya masing-masing.Tak ketinggalan, Yusuf Kurniawan, Komentator sepak bola dan Direktur Kompetisi Liga TopSkor serta para penggiat sepak bola akar rumput Indonesia pun urun uneg-uneg terkait hal ini.
Danurwindo, yang saya sebut telah membuka lembaran baru sepak bola Indonesia dengan memunculkan Kurikulum Filanesia pertama kali di Indonesia memberikan pendapat terkait anugrah AFC dengan mengatakan melalui pesan whatsapp (WA) kepada saya,
"Terima kasih atas ulasannya pak Supartono, saya akan tetap concern dengan sepakbola Indonesia, saya selalu pegang falsafah FIFA, The player of tommorow, bahwa pemain usia dini dan muda adalah pemain masa depan kita.
Filanesia adalah panduan cara untuk membangun kualitas pemain usia muda, kurikulum ini masih banyak kekurangannya, apalagi sepakbola terus berkembang pesat.
Ada ungkapan sepakbola yang bisa jadi dasar pikiran kita ke depan, Â
sepakbola masa lalu kita harus beri penghargaan, sepakbola masa kini harus kita pelajari, sepakbola masa depan kita harus antisipasi.
Selamat untuk tulisan-tulisan baru tentang sepakbola usia muda pak Supartono." ungkap Danurwindo.
Tak berselang lama, mantan pelatih Timnas U-16 dan U-19, Fakhri Husaini juga memberikan pendapat dalam WA,
"Seharusnya, PSSI malu, dan berterima kasih kepada pihak swasta yang telah berkintribusi besar secara berjenjang, terintegrasi, dan berkelanjutan menggelar kompetisi di akar rumput. Sebagai bentuk terima kasih kepada operator liga usia dini, usia muda, sudah sepantasnya PSSI memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh operator liga akar rumput tersebut." Jelas Fakhri.
Berikutnya disusul oleh Direktur Teknik PSSI, menyampaikan langsung dari Spanyol, mengirim pesan WA kepada saya yang isinya 3 poin.
"Sepakbola Indonesia butuh kerja nyata bukan Polemik berkepanjangan."