Meski demikian, kini berbagai pihak juga sedang menunggu bukti bagaimana kasus corona setelah Pilkada, pasalnya berlangsungya Pilkada di saat penambahan kasus baru corona masih tinggi, dan terbukti tanpa Pilkada saja beberapa daerah kewalahan.
Apakah yakin pemerintah dan penyelenggara pemilu sudah siap mengantisipasi munculnya kerumunan yang berpotensi menjadi medium penularan Covid-19, klaster baru?
Sudah begitu, berbagai pihak juga sangat kawatir bila Komisi Pemilihan Umum (KPU) tak dapat mendeteksi pasien Covid-19 maupun petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang ternyata OTG.Â
Yang pasti, risiko Pilkada terhadap ancaman baru klaster corona di depan mata. Dan, Pilkada kali ini pun hanya sekadar melayani cukong. Rakyat hanya dijadikan alat untuk mencoblos suara dan korban politik "mereka".
Selamat datang "Pesta Cukong" dalam Pilkada bersejarah di tengah pandemi Covid-19 2020, demi oligarki dan dinasti politik.
Namun begitu, rakyat masih boleh bermimpi dan berharap tak menderita usai Pilkada, meski kecil kemungkinannya. Yah, di tengah musibah, usai Pilkada rakyat tetap berharap dapat berkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H