Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ayah Tulang Punggung Keluarga

12 November 2020   22:01 Diperbarui: 12 November 2020   23:00 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam deklarasi, juga diluncurkan buku "Kenangan untuk Ayah", yang berisi 100 surat anak Nusantara yang diseleksi dari Sayembara Menulis Surat untuk Ayah. Berikutnya, setelah deklarasi, buku dan piagam deklarasi Hari Ayah dikirimkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan 4 bupati di Sabang, Merauke, Sangir Talaud, dan Pulau Rote.

Ini menjadi tonggak sejarah penetapan Hari Ayah Nasional, dengan peringatan dilakukan setiap 12 November.

Hari Ayah dunia

Bila Hari Ayah di Indonesia peringatannya baru masuk tahun ke-4, maka tidak seperti peringatan Hari Ayah di belahan dunia dan negara lain.

Yang pasti, di berbagai negara, Hari Ayah diperingati dengan cara yang berbeda dan ada yang sudah melakukanya sejak awal abad ke-12 dengan memaknai peringatan sebagai hari untuk menghormati Ayah.

Semisal di Amerika Amerika, budaya merayakan Hari Ayah sudah dimulai sejak Juni 1910 di Negara Bagian Washington.
Sementara di beberapa negara Eropa dan Amerika Latin, para Ayah diberikan penghargaan setiap 19 Maret bertepatan dengan St Joseph's Day.

Di negara-negara lain pun, peringatan Hari Ayah juga sudah dilakukan sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Dan, ini membuktikan bahwa seperti peringatan Hari Ibu, Ayah pun memang wajib dihornati oleh keluarga sebab sebagai kepala rumah tangga. Bahkan, dalam sebuah rumah tangga, Ayah identik dengan "tulang punggung" keluarga.

Sehingga, saat seorang Ayah sedang pergi/bekerja/tidak bekerja/sakit/sudah meninggal, maka biasanya seorang  Ibu atau anak laki-laki atau anak perempuan tertuanya akan berubah menjadi tulang punggung keluarga menggantikan peran Ayah.

Maka, pantas saja, latar belakang mengapa Hari Ayah diperingati di duia karena seorang Ayah wajib dihormati. Saat Hari Ayah dideklarasikan 4 tahun lalu di Indonesia, digaungkan semboyan "Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya".

Selamat Hari Ayah. Sebagai orang yang selalu saya hormati, saya selalu ingat saat Ayah selalu berupaya menjadi yang terbaik dan menjadi tulang punggung kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun