Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Milenial dan Sabarnya Rakyat Indonesia

2 November 2020   07:48 Diperbarui: 2 November 2020   08:10 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Supartono JW

Hari ini, Senin, 2 November 2020, akan ada lagi demonstrasi buruh di depan Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, apa yang akan terjadi hari ini, sepertinya tetap akan menjadi upaya yang sia-sia. 

Lihat apa hasil dari demonstrasi mahasiswa sebelumnya? Upaya ke Mahkamah Konstitusi (MK) pun diyakini akan sia-sia.Menilik berbagai peristiwa demonstrasi di negeri ini, sejarahnya baru ada demonstrasi yang berhasil melengserkan Presiden Soeharto, dan lahirlah zaman reformasi.

Namun setelahnya, reformasi hanya menjadi cerita basi, karena negeri terlanjur dikuasai oleh kekuasaan dinasti dan oligarki.

Tak ada lagi demonstrasi yang di dengar. Yang ada, para demonstran yang ditangkapi karena dibumbui oleh kerusuhan dan anarki, polisi pun terus membentengi, bukan mengayomi, dan para penunggang demo terus ikut bermain di dalamnya. Siapa para penunggang yang menyusup dalam demonstrasi? Sepertinya, berbagai pihak dan rakyat dapat menebak siapa mereka.

Parlemen dan pemerintah yang sewajibnya menjalankan amanah untuk rakyat, sepertinya hanya berkonsentrasi kepada semua produk Undang-Undang dan kebijakan yang menguntungkan dan melayani cukong.

Mereka juga membuat produk Undang-Undang dan kebijakan yang membentengi diri mereka sendiri dari jangkauan hukum. Semua stakeholder utama terkait hukum dan keadilan di negeri ini dikuasai dan menjadi bagian dari mereka, benteng dan pelindung mereka, bukan untuk rakyat.

Hukum sangat tajam ke bawah, tumpul ke atas. Semua pihak yang "cerewet" tentu akan merasakan akibatnya.

KPK dilemahkan, semua terikan rakyat tak ada yang didengar, BPJS tetap naik, harga BBM tetap tinggi, tarif listrik naik, corona terus menggelora, sampai UU Cipta Kerja, semua tetap meluncur dengan "indah".

Koruptor Djoko Chandra dapat ditangkap bahkan pakai instruksi khusus dari Presiden, namun  Harun Masiku masih raib. Mengapa? Sebuah pertanyaan yang sepertinya rakyat pun sudah tahu alasannya.

Dari semua peristiwa yang terjadi, nampaknya tidak ada kisah-kisah yang terjadi karena sebuah kebetulan. Nampaknya semua berdasarkan skenario yang semestinya parlemen dan pemerintah menjalankan amanah dalam kehidupan fakta dan nyata.

Namun, karena di balik itu semua ada sepak terjang cukong, seperti yang sudah diungkap, maka sejatinya parlemen dan pemerintah sedang tidak memainkan fakta dan realita, namun semuanya diusung dalam bentuk sandiwara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun