Akan tetapi, pada saat yang sama, liburan Imlek di China juga membuat banyak pihak kian ketar-ketir. Pasalnya, sejak pencabutan kebijakan Nol-Covid pada Desember 2022 lalu, kasus covid-19 pun meningkat drastis. Seperti dilaporkan The Guardian, antara tanggal 8 Desember 2022- 12 Januari 2023, jumlah kematian akibat covid-19 di China telah mencapai 60,000 orang.Â
Beberapa analis bahkan memperkirakan jumlah korban akan kian melonjak kala mudik massal berlangsung selama perayaan Tahun Baru Imlek. Dan kecemasan ini memang sangat beralasan. Pemerintah China pun akhirnya ikut menghimbau warganya untuk tidak harus pulang kampung. Cukup "merayakan di mana pun Anda berada"!
Lalu apakah himbauan itu efektif? Tidak juga. Tradisi mudik di China telah berlangsung selama ratusan tahun. Dan ritual budaya ini kian tidak tertahankan di tahun ini. Setelah nyaris 'terkurung' selama lebih dari dua tahun terakhir akibat kebijakan Nol-Covid, kini saatnya pulang kampung.Â
"I am not worried about the virus. Because we are young, our immunity is okay,"Â kata Zhou Ning, 37 tahun, kepada Reuters di luar stasiun kereta Shanghai. Zhou Ning sedang bersiap pulang ke kampung halamannya di Bazhong, sebuah kota yang terletak di di timur laut provinsi Sichuan.Â
Pekerja migran lainnya, Feng Hongwei, pun demikian. Dan boleh jadi sama dengan jutaan pemudik lainnya, Feng Hongwei pun hendak pulang ke kampung halamannya di Puyang, Henan. "I haven't seen my parents in two years". (Saya belum melihat orang tua saya dalam dua tahun).
Memang serba sulit. Jangankan sekedar himbauan, ada larangan pun, banyak warga China sudah bertekad pulang kampung. Betapapun, kampung halaman adalah destinasi terbaik bagi siapapun. Tidak hanya bagi warga China. Tapi juga bagi banyak warga dunia lainnya. Â
***
Kelapa Gading, 19 Januari 2023
Oleh: Tonny Syiariel