Industri penerbangan dunia baru saja menutup tahun 2022 dengan penuh gaya. Pemulihan industri pariwisata global, baik leisure maupun korporat, ikut mempercepat kebangkitan kembali ratusan maskapai penerbangan di seluruh dunia. Dan optimisme kian membumbung, kala IATA ikut menebar prediksinya pada awal Desember 2022 lalu.Â
Menutup akhir tahun 2022, sebagian besar maskapai internasional pantas tersenyum lebar. Betapa tidak, jumlah penumpang yang diangkut secara keseluruhan terus meningkat. Jika pada tahun 2021 masih tertahan di level 47% dibandingkan tahun 2019. Maka tahun 2022 sudah meningkat tajam ke 83% dari level 2019.
Berdasarkan data dari ICAOÂ (International Civil Aviation Organisation), jumlah penumpang yang diangkut pada tahun 2019 mencapai 4.5 milyar penumpang. Dan di tahun 2023 ini, sejalan dengan pemulihan industri penerbangan di seluruh dunia, jumlah penumpang secara global diperkirakan mencapai 4.2 milyar. Kian dekat ke level 2019 atau pre-pandemic era!
Selain itu, ada kabar bagus lainnya dari Jenewa, Swiss. Pada event bertajuk "IATA's Global Media Days" yang berlangsung pada tanggal 6-7 Desember 2022 lalu, industri penerbangan diprediksi bakal kembali meraup keuntungan di tahun 2023 ini. Dan inilah kali pertama terjadi sejak tahun 2019.Â
Pada event yang dihadiri lebih 100 jurnalis dari seluruh dunia itu, IATA (International Air Transport Association)Â memperkirakan industri penerbangan akan mencatat keuntungan bersih sekitar 4.7 milyar dolar AS. Keuntungan ini diperoleh dari pendapatan sebesar 779 milyar dolar AS dengan margin 0.6%.Â
"That's a great achievement considering the scale of the financial and economic damage caused by the government imposed pandemic restrictions" (Itu pencapaian luar biasa mengingat skala kerusakan finansial dan ekonomi yang disebabkan oleh pembatasan pandemi yang diberlakukan pemerintah), kata Direktur Jenderal IATA Willie Walsh, mengomentari proyeksi ini.
Prediksi IATA memang sejalan dengan optimisme yang telah merebak sejak pertengahan tahun 2022 lalu. Banyak maskapai penerbangan dunia telah bersiap memperkuat kembali posisinya yang sempat goyah akibat hantaman pandemi covid-19 di sepanjang tahun 2020-2021. Industri penerbangan sampai mengalami kerugian puluhan milyar dolar di era kelam itu.
Dari maskapai besar sekelas United Airlines, Thai Airways, Air India, ITA Airways (Alitalia), Lion Air Group dan lain-lain, hingga maskapai kecil kategori LCC (Low Cost Carrier), seperti Brussels Airlines, Air Cairo, dan sebagainya. Tidak hanya menambah jumlah armada, tetapi juga mengganti pesawat-pesawat tua dengan yang lebih gres.
United Airlines, misalnya, sudah bersiap menggantikan sekitar 100 pesawat lama jenis Boeing 767 dan 777 dengan tipe lebih baru, yakni Boeing 787 Dreamliners. Maskapai ternama asal AS ini pun sebelumnya sudah memesan pesawat baru lainnya, seperti Boeing 737 MAX dan Airbus 321neo. Peremajaan armada memang salah satu kunci untuk terus bersaing di pasar AS yang sangat ketat.
Tidak hanya di AS, dari wilayah Asia Selatan pun tersiar kabar baik. Maskapai pembawa bendera Air India bak dalam 'expansion mode'. Sejak resmi diambil alih oleh TATA Group pada awal 2022 lalu, maskapai ini makin agresif saja. Air India dikabarkan akan menyewa sekitar 36 pesawat baru untuk kembali tampil kompetitif di pasar domestik maupun regional.Â
Dari tanah air, Lion Air Group akan ikut bertarung di pasar internasional dengan memesan sekitar 80 pesawat baru di tahun ini. Lion Air Group, yang terdiri dari Lion Air, Wings Air, Super Air Jet, Batik Air, Batik Air Malaysia dan Thai Lion Air, kabarnya akan memperluas wilayah operasionalnya ke Asia Selatan, yakni ke Bangladesh, Sri Lanka, India dan Pakistan.
Bukan hanya maskapai penerbangan yang sudah mapan saja yang sibuk berbenah. Baik dengan menambah jumlah pesawat, meremajakan armada yang kian menua, maupun membuka rute-rute baru. Tahun 2023 juga akan ditandai dengan peluncuran sejumlah maskapai penerbangan baru di berbagai belahan dunia.
Setidaknya hingga saat ini terdapat enam maskapai baru yang bakal mengudara di tahun 2023 ini. Di antaranya, Bonza Airlines dari Melbourne- Australia; Liliair, Klagenfurt- Austria; Marabu Airlines, Tallinn- Estonia; Nigeria Air- Nigeria; Toki Air, Niigata- Jepang; dan Invivo Air, Auckland- Selandia Baru.
Invivo Airlines, yang merupakan anak perusahaan Invivo Wines, pembuat anggur ternama yang berbasis di kota Te Kauwhata, Selandia Baru, akan menawarkan penerbangan yang tidak terlupakan antara Auckland ke Queenstown. Terbang sambil mencicipi anggur khas Selandia Baru!
Selama dua jam penerbangan itu, penumpang akan diberikan kesempatan menikmati anggur di dalam pesawat. Lalu dilanjutkan dengan menginap semalam di hotel berbintang di Queenstown. Konon paket penerbangan perdana dari maskapai ini sudah sold out. Konsep penerbangan ini memang sangat unik.
Kreativitas memang penting. Tidak sekedar mengangkut penumpang dari satu titik ke titik lainnya. Jika tidak, maka pasar yang terbuka besar pun akan menguap begitu saja. Seperti yang diingatkan oleh Willie Walsh, Sekjen IATA itu. Meskipun tahun 2023 diprediksi akan jauh lebih baik, tetapi maskapai tetap saja harus berjuang.
Betapapun, bagi banyak maskapai penerbangan dunia, setelah terpuruk di era pandemi, kini saatnya untuk kembali terbang tinggi.Â
Flying higher and achieve more!
***
Kelapa Gading, 7 Januari 2023
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Semua sumber foto yang digunakan sesuai keterangan di masing-masing foto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H