Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pesona di Balik Tembok Kota Tua Yerusalem

5 November 2022   13:16 Diperbarui: 5 November 2022   23:03 2325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepotong jalan di Via Dolorosa-Muslim Quarter. Sumber: dokumentasi pribadi

Bagian Kota Tua Yerusalem lain yang sama pentingnya dengan Church of the Holy Sepulchre berada di Muslim Quarter, bagian terbesar dari Kota Tua Yerusalem. (Lihat peta). Anda pasti bisa menduganya dengan tepat. Tidak salah! Itulah kompleks Masjid Al-Aqsa yang sangat terkenal.

Sebuah masjid di Muslim Quarter, dekat Dome of the Rock. Sumber: dokumentasi pribadi
Sebuah masjid di Muslim Quarter, dekat Dome of the Rock. Sumber: dokumentasi pribadi
Akses satu-satunya ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang berada di bagian timur Kota Tua Yerusalem, hanya bisa dicapai melalui Dung Gate (Mughrabi Gate) yang selalu dijaga sangat ketat. Pasalnya, pintu ini berada di Jewish Quarter.

Dari pintu gerbang yang sama pula kita bisa mencapai Western Wall atau Tembok Ratapan, tempat paling suci bagi orang Yahudi. Dua tempat suci bagi umat Islam maupun Yahudi berada sangat berdekatan di sini. Penjagaan pun terlihat jauh lebih ketat. Bak security check di bandara.

Mughrabi Bridge. Jalan masuk ke kompleks Al-Aqsa. Sumber: dokumentasi pribadi
Mughrabi Bridge. Jalan masuk ke kompleks Al-Aqsa. Sumber: dokumentasi pribadi
Tentu saja jalan masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa sedikit berbeda dengan ke Western Wall Plaza, yaitu melalui Mughrabi Bridge. Sebuah jembatan kayu yang awalnya hanya bersifat sementara. Tetapi, hingga kini masih tetap digunakan.

Selain semua situs bersejarah di atas, kawasan Western Wall masih menyimpan sebuah pesona lain yang jarang diketahui wisatawan umumnya. Itulah Western Wall Tunnel. Sebuah terowongan bersejarah yang dimulai dari pintu masuk di bagian selatan, dekat Tembok Ratapan dan berujung di Via Dolorosa.

The Western Wall (Tembok Barat) atau Tembok Ratapan- Yerusalem. Sumber: dokumentasi pribadi
The Western Wall (Tembok Barat) atau Tembok Ratapan- Yerusalem. Sumber: dokumentasi pribadi
Terowongan Tembok Barat (Western Wall Tunnel) adalah sebuah terowongan yang memperlihatkan kelanjutan dari Tembok Barat terbuka (Tembok Ratapan) yang terletak di bawah bangunan Muslim Quarter di Kota Tua Yerusalem. 

Jika bagian terbuka Tembok Barat (Tembok Ratapan) hanya memiliki panjang sekitar 60 meter, maka sebagian besar panjang aslinya yang mencapai 488 meter justru tersembunyi jauh di bawah tanah. Dan bagian bersejarah itulah yang kini dikemas dalam sebuah paket wisata bertajuk "Western Wall Tunnel Tours".

Terowongan Western Wall. Sumber: dokumentasi pribadi
Terowongan Western Wall. Sumber: dokumentasi pribadi
Meskipun Muslim Quarter, Christian Quarter dan Jewish Quarter boleh jadi lebih terkenal di kalangan wisatawan karena berbagai situs religi yang dimilikinya. Tetapi, jangan lupakan kawasan Armenian Quarter. Bagian terkecil dari pembagian wilayah di Kota Tua Yerusalem itu pun memiliki pesona tersendiri.

Pintu masuk ke Armenian Square bisa melalui Zion Gate dan Jaffa Gate. Orang-orang Armenia memang telah lama mendiami kawasan ini. Setidaknya sejak abad ke-4, yakni setelah bangsa mereka mengadopsi agama Kristen. Dan sejak itu pula para biarawan asal Armenia mulai menetap di Yerusalem.

Sepotong jalan cantik di Armenian Square, Kota Tua Yerusalem. Sumber: dokumentasi pribadi
Sepotong jalan cantik di Armenian Square, Kota Tua Yerusalem. Sumber: dokumentasi pribadi

Jalan-jalan di kota tua seperti Yerusalem memang berbeda dengan kota tua manapun di dunia. Di setiap sudut kota seolah ada sesuatu yang membuat Anda otomatis berhenti. Lalu merenung sejenak. Dan waktu pun seakan terlempar kembali ke suatu masa. Ratusan tahun sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun