Selain berbagai penyebab di atas, ada pula kejadian tidak terduga yang memengaruhi suatu rencana penerbangan. Misalnya, penutupan bandara akibat perang, konflik di lapangan udara dan terorisme. Seperti misalnya, peristiwa 9/11; kejatuhan kota Kabul di tangan Taliban; perang Russia-Ukraina dan sebagainya.
Tidak itu saja. Faktor alam pun bisa membuat banyak penerbangan terpaksa mengalihkan pendaratan ke bandara lain.Â
Contohnya, ketika terjadi letusan gunung berapi di Islandia. Banyak pesawat yang sedianya mendarat di bandara Keflavik di Reykjavik pun terpaksa dibelokkan ke bandara terdekat lainnya.
Sebagai penumpang tentu saja kita harus menerima situasi tidak terduga seperti itu. Lagi pula, itu semua demi keselamatan bersama. Pengalihan pendaratan yang terkait penumpang biasanya hanya menyebabkan tertundanya penerbangan tersebut. Misalnya, kala divert di Colombo kala itu.
Akan tetapi, pesawat yang divert bisa saja tidak melanjutkan penerbangan ke tujuan di hari yang sama, jika terkait dengan gangguan mesin yang tidak bisa ditangani segera.Â
Dalam hal ini, maskapai tersebut tentu saja akan tetap bertanggung jawab. Mulai dari mengatur penginapan pada hari itu sampai mencari alternatif penerbangan lain agar semua penumpang tiba di tujuan dengan selamat.
Well, semoga kita semua tidak lagi mengalami kejadian seperti di atas. Apalagi divert ke sebuah bandara yang bukan tujuan hanya gegara keributan seperti yang terjadi di Kualanamu itu.
***
Kelapa Gading, 17 Oktober 2022
Oleh: Tonny Syiariel