Pasar industri MICE (Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions) memang menggiurkan. Dikutip dari sebuah rilis yang dipublikasikan Allied Market Research, bertajuk "MICE Industry by Event Type: Global Opportunity Analysis and Industry Forecast, 2021-2028", pasar industri MICE global sudah mencapai nilai 805 milyar dolar pada tahun 2017. Dan angka ini diprediksi melonjak hingga sekitar 1,337 milyar dolar AS pada tahun 2028.
Akan tetapi, untuk ikut meraup pasar MICE dunia tentu saja tidak mudah. Ada berbagai pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Indonesia. Di kawasan Asia Tenggara saja, Indonesia cukup tertinggal dibandingkan para pesaingnya yang semakin agresif, seperti Thailand, Vietnam, dan Singapura.
Pada perhelatan tahunan "World MICE Awards 2021" yang berlangsung di Dubai pada tanggal 28 November 2021 lalu, Ho Chi Minh City- Vietnam berhasil memenangkan penghargaan bergengsi sebagai "Asia's Best MICE Destination 2021". Sementara itu, tuan rumah Dubai tidak kalah sukses.Â
Dubai bahkan meraih penghargaan lebih prestisius lagi, yakni sebagai "World's Best MICE Destination 2021". Mengalahkan beberapa kandidat top lainnya, di antaranya Ho Chi Minh City- Vietnam, Madrid-Spanyol, San Francisco-AS dan Auckland- Selandia Baru.
Pencapaian Dubai sejatinya sejalan dengan posisinya di "International Congress and Convention Association (ICCA) Statistics Report". ICCA menempatkan kota terpadat di Uni Emirat Arab itu di peringkat pertama dari "Top 10 Cities by Performance Indicators" untuk kategori 'Unaffected'.
Setelah sempat absent di 2020 akibat badai pendemi covid-19, ICCA kembali mengeluarkan ICCA's Destination Performance Index 2021 (DPI) yang dibuat berdasarkan hasil analisis dari sekitar 8,000 meetings yang telah dijadwalkan berlangsung di sepanjang tahun 2021.Mulai dari keberhasilan memenangkan bidding; kebijakan menghadapi Covid-19; hingga kapabilitas dalam aspek teknologi dan kemampuan beradapsi dengan perubahan model penyelenggaran event. Baik secara virtual saja maupun hybrid.Â
Sementara itu, di kategori Top 50 Cities untuk kategori overall performance, yang dipuncaki kota Vienna- Austria, beberapa kota di Asia pun berhasil meraih posisi yang cukup meyakinkan. Singapura, misalnya, berada di posisi ke-4. Lalu Seoul- Korsel menyusul di ranking ke-13. Sayang sekali, tidak satupun kota di Indonesia yang masuk di kelompok 50 besar ini.
Indonesia sendiri sebetulnya telah menyadari pentingnya MICE bagi pariwisata Indonesia. Pada saat membuka "Indonesia Tourism & Business Event Forum 2022" (ITBEF), yang berlangsung pada 15-16 Agustus 2022 lalu di JCC Jakarta, Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, "Sektor MICE telah tumbuh menjadi industri yang berkontribusi besar terhadap pendapatan devisa Indonesia."
Jika memang demikian, Kemenparekraf seharusnya bergerak makin cepat. Mulai menggandeng semua stakeholders yang terkait dengan industri MICE agar tampil kian solid. Di tahun 2021 saja bisnis MICE telah kembali menanjak. Meskipun masih sebatas virtual maupun hybrid.
Apalagi di tahun 2022 ini ketika banyak negara telah membuka pintu internasionalnya. Kompetisi di industri MICE pun makin seru. Beberapa negara bahkan tak segan menawarkan aneka insentif agar para penyelenggara pertemuan besar mau mengadakan event-nya di negara mereka. Sebut misalnya, Korea Selatan.