Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kala Zagreb Kian Memikat

15 September 2022   11:23 Diperbarui: 18 September 2022   00:05 1943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panorama kota Zagreb bisa dilihat dari Stross.| Sumber: dokumentasi pribadi

Dari jendela kamar hotel Dubrovnik, panorama Ban Josip Jelacic Square dan kota Zagreb terlihat begitu menawan. Apalagi ketika lampu-lampu kota mulai berpendar menghiasi langit kota. Hotel yang dibangun pada tahun 1929 itu memang berdiri di lokasi yang sangat strategis di Zagreb. Persis di depan alun-alun terkenal itu dan hanya beberapa menit jalan kaki ke Zagreb Cathedral.

Zagreb adalah ibu kota Kroasia. Sebuah negara pecahan Yugoslavia yang menyatakan merdeka pada tahun 1991. Dan setelah perang melawan pasukan Yugoslavia berakhir dengan kemenangan Kroasia pada tahun 1995, Zagreb pun bak berpacu mengejar ketertinggalan dari kota-kota ternama lainnya di Eropa.

Dengan latar belakang sejarah yang menarik serta lokasinya yang strategis, Zagreb pun dengan cepat melaju sebagai salah satu destinasi wisata top di semenanjung Balkan. 

Posisinya sebagai pintu gerbang utama ke wilayah kian menguntungkan. Apalagi bandara terbesarnya, yakni Zagreb Franjo Tudman Airport, kini dilayani puluhan maskapai dari berbagai negara.

Zrinjevac Park, salah satu taman kota yang indah di Zagreb. | Sumber: dokumentasi pribadi
Zrinjevac Park, salah satu taman kota yang indah di Zagreb. | Sumber: dokumentasi pribadi

Jejak sejarah Zagreb terbentang panjang sejak era Romawi. Namun, nama "Zagreb" sendiri baru pertama kali digunakan pada tahun 1094, ketika keuskupan Zagreb didirikan di Kaptol. 

Sementara di era terkini, nama kota ini boleh jadi lebih dikenal karena popularitas klub sepak bola Dinamo Zagreb. Masih ingat bukan, akibat kekalahan The Blues dari klub ini, Thomas Tuchel pun terpental dari kursi pelatih Chelsea.

GNK Dinamo Zagreb memang sebuah klub sepak bola fenomenal di Kroasia. Hampir semua pemain terkenal asal negara ini, pernah bermain di klub ini sebelum pindah ke klub-klub kaya lain di Eropa Barat. Sebut di antaranya, Zvonimir Boban, Mateo Kovavic, Mario Mandzukic, Luka Modric, dan sebagainya.

Sebuah toko suvenir di Zagreb yang menjual kaos dan pernak-pernik Timnas Kroasia.| Sumber: dokumentasi pribadi
Sebuah toko suvenir di Zagreb yang menjual kaos dan pernak-pernik Timnas Kroasia.| Sumber: dokumentasi pribadi

Namun, tentu saja bukan hanya itu yang membuat Zagreb berhasil menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Kota Zagreb sejatinya memang sangat memesona. Kawasan bersejarahnya terdiri dari dua pemukiman dari era medieval, yakni Gradec atau Gornji Grad (Upper Town) dan Kaptol. Dua 'kota' di atas bukit yang bersaing di era itu.

Jika titik fokus dari Gradec berpusat di sekitar St. Mark's Square, maka Kaptol yang dulunya berada di bawah yuridiksi gereja jelas berporos di Zagreb Cathedral-nya yang menawan. Di samping itu, Zagreb masih memiliki Donji Grad (Lower Town), yakni kawasan komersial dan seni budaya yang tidak kalah menarik dijelajahi.

Dengan begitu banyak pesona wisata yang ada, sebagian wisatawan bahkan kesulitan menentukan prioritas kunjungan ketika waktu cukup terbatas. Selain puluhan galeri dan museum, Zagreb juga dihiasi banyak alun-alun serta sekitar 30 taman kota yang indah. 

Republic of Croatia Square (Marshal Tito Square), misalnya, disebut sebagai salah satu alun-alun tercantik di Zagreb. Begitupun King Tomislav Square dengan Art Pavilion-nya yang indah.

King Tomislav Square dan Art Pavilion di Zagreb.| Sumber: dokumentasi pribadi
King Tomislav Square dan Art Pavilion di Zagreb.| Sumber: dokumentasi pribadi
Tentu saja saya sendiri tidak harus pusing memilih. Seperti kebiasaan di kota manapun, pilihan utama sudah pasti tidak akan jauh dari kawasan kota tuanya. I always love the Old Town. Dan itu artinya, Gornji Grad (Kota Atas)! Apalagi hotel tempat saya menginap pun begitu dekat ke kawasan bersejarah itu. 

Dari Ban Josip Jelacic Square (Trg bana Jelacica) yang terletak di jantung kota Zagreb, hampir semua objek wisata utama di Gornji Grad bisa dicapai dengan berjalan kaki. Zagreb Cathedral, contohnya, hanya terletak sekitar 350 meter dari alun-alun ini. Cukup berjalan kaki sekitar 5 menit.

Patung Ban J. Jelacic di alun-alun Ban Josip Jelacic, Zagreb.| Sumber: dokumentasi pribadi
Patung Ban J. Jelacic di alun-alun Ban Josip Jelacic, Zagreb.| Sumber: dokumentasi pribadi

Jalan kaki memang cara terbaik mengelilingi kawasan kota di atas itu. Melalui Ulica Tome Bakaca (Tome Bakaca Street) yang sedikit menanjak, dalam waktu singkat, saya pun tiba di depan Katedral Zagreb. Sebuah katedral besar dengan menara kembar yang menakjubkan.

Katedral Zagreb mulai dibangun pada pertengahan abad ke-13. Tetapi, akibat perang dan gempa bumi, katedral ini sudah beberapa kali mengalami kerusakan. Dalam rekonstruksi terakhir pada abad ke-19, dua menara ditambahkan oleh Hermann Bolle, seorang arsitek kenamaan asal Cologne, Jerman. Dan sedihnya, salah satu menaranya kembali rusak akibat gempa bumi yang terjadi pada Maret 2020 lalu.

Katedral Zagreb yang berarsitektur gotik.| Sumber: dokumentasi pribadi
Katedral Zagreb yang berarsitektur gotik.| Sumber: dokumentasi pribadi
Dua menaranya yang menjulang setinggi 108 meter itu dapat dilihat dari berbagai tempat di kota Zagreb. Dengan ketinggian ini saja, katedral yang telah menjadi landmark kota sudah meraih status sebagai bangunan tertinggi kedua di Kroasia. Hanya sedikit di bawah Menara Dalmatia di Split yang memiliki tinggi 115 meter. 

Katedral yang dibangun dengan gaya arsitektur gotik itu memiliki fasade yang sangat memesona. Lihat saja detil ukiran di pintu gerbang katedral. Dan kala melangkah masuk ke dalam katedral, Anda pun bakal takjub dengan interiornya yang menawan. Pantas saja, Zagreb Cathedral tercatat sebagai salah satu destinasi wisata paling populer di Zagreb.

Pintu gerbang katedral yang indah.| Sumber: dokumentasi pribadi
Pintu gerbang katedral yang indah.| Sumber: dokumentasi pribadi
Seakan mengimbangi katedral yang berdiri di Kaptol ini, sebuah gereja lain yang tidak kalah terkenal juga menjadi objek wisata favorit. Inilah St. Mark's Church, sebuah gereja paroki yang berdiri di tengah alun-alun dengan nama yang sama, yakni St. Mark's Square. Namun, sebelum ke sana, jangan lupa singgah di Stone Gate. 

Stone Gate, salah satu dari 4 pintu gerbang untuk masuk ke Gradec yang dulu dikelilingi tembok kota, sangat terkenal dengan sebuah lukisan Perawan Maria. Konon ketika terjadi kebakaran besar di Gradec, sebagian besar kawasan itu musnah terbakar, kecuali lukisan tersebut. Sejak itulah penduduk Gradec dan kini warga Zagreb menjadikan ikon ini sebagai tempat yang disucikan.

Lukisan Perawan Maria di Stone Gate yang kini dilindungi.| Sumber: Diego Delso/wikimedia
Lukisan Perawan Maria di Stone Gate yang kini dilindungi.| Sumber: Diego Delso/wikimedia
Hanya sekitar 140 meter dari pintu gerbang ini, kita pun sampai di St. Mark's Square, sebuah alun-alun indah tempat berdirinya St. Mark's Church atau gereja Santo Markus. Sebuah gereja kecil dari abad ke-13 yang dibangun dengan sentuhan arsitektur romanesque. Bagian paling menarik dari gereja ini adalah genteng berwarnanya. 

Genteng bergaya Hungarian itu baru dibuat ketika dilakukan renovasi besar di abad ke-19. Dan bukan hanya berwarna, tetapi juga dihiasi lambang kota dan negara. Di sisi kiri adalah emblem dari Kroasia, Dalmatia dan Slavonia. Sedangkan lambang kota Zagreb berada di sebelah kanannya. Genteng yang cantik!

Gereja St. Mark di Zagreb.| Sumber: dokumentasi pribadi
Gereja St. Mark di Zagreb.| Sumber: dokumentasi pribadi

Alun-alun Santo Markus (St. Mark's Square) ini juga dihiasi banyak bangunan penting lainnya di kota Zagreb. Di antaranya, Banski dvori (kantor Pemerintah Kroasia), Croatian Parliament (Hrvatski sabor), Constitutional Court of Croatia dan di sudut lain dari alun-alun berdiri The Old City Hall, tempat di mana dewan kota bersidang.

Gedung Parlemen Kroasia di alun-alun St. Mark.| Sumber: dokumentasi pribadi
Gedung Parlemen Kroasia di alun-alun St. Mark.| Sumber: dokumentasi pribadi

Persis di seberang alun-alun membentang Cirilometodska ulica, sebuah jalan kecil yang mengantar kita melewati sebuah museum unik. Di ujung jalan inilah berdiri "Museum of Broken Relationship". 

Tidak salah, museum ini memang dipersembahkan bagi cinta yang kandas. Barang-barang yang dipamerkan pun termasuk benda-benda pribadi dari sang mantan disertai deskripsi singkat.

Meskipun cukup unik, tetapi saya memilih untuk terus melangkah ke arah Lotrscak Tower. Ada seorang pemusik jalanan yang menarik perhatianku di dekat kaki menara itu. 

Sambil menyanyi, dia menjajakan CD berisikan lagu-lagu ciptaannya. Gaya ngamen yang berkelas. Dan di sini pula, saya harus memilih alternatif jalan untuk kembali ke Ban Josip Jelacic Square.

Pemusik jalanan yang menjual CD lagu-lagunya.| Sumber: dokumentasi pribadi
Pemusik jalanan yang menjual CD lagu-lagunya.| Sumber: dokumentasi pribadi
Bagi yang enggan jalan kaki, bisa naik funicular untuk turun ke Lower Town. Funicular yang dioperasikan ZET itu menghubungkan Strossmayerovo setaliste- Gornji Grad (Kota Atas) dan Tomic Street-Donji Grad (Kota Bawah). Harga tiketnya 5 Kuna atau sekitar Rp 10,000. Tidak mahal, tetapi ada rute lain yang lebih menarik. 

Sudah diduga, saya memutuskan untuk melewati rute jalan kaki menuju Kota Bawah. Berjalan kaki menyusuri Strossmayerovo Setaliste ternyata tidak salah. Jalanan yang agak menurun itu akrab disebut "Stross" oleh warga lokal. 

Stross adalah singkatan dari Strossmayerevo. Banyak warga kota bahkan mengklaim jalan ini sebagai salah satu jalan paling romantis di Zagreb. Wow!

Panorama kota Zagreb bisa dilihat dari Stross.| Sumber: dokumentasi pribadi
Panorama kota Zagreb bisa dilihat dari Stross.| Sumber: dokumentasi pribadi

Jalan kecil ini memang indah. Dihiasi banyak pohon-pohon yang rindang. Sudah itu, turun melalui anak tangga yang menarik di Zakmardijeve stube. Dan setelah berbelok kanan ke Radiceva Ulica, Anda pun sudah tiba kembali di alun-alun Ban Josip Jelacic. Tidak jauh, bukan?

Tetapi, jangan buru-buru kembali ke hotel. Dekat alun-alun ini juga terdapat sebuah pasar terkenal, yakni Dolac Market. Pasar buah dan sayuran ini sangat populer di Zagreb. Selain deretan kios penjual buah-buahan dan sebagainya, di sisi lain pasar berderet beberapa kafe lokal yang layak disinggahi.

Dolac Fruit Market, Zagreb.| Sumber: dokumentasi pribadi
Dolac Fruit Market, Zagreb.| Sumber: dokumentasi pribadi

Bahkan sambil ngopi di teras kafe, Anda masih bisa mengagumi keramaian pasar yang berada di kaki menara jam St. Mary Church, sebuah gereja dari abad ke 14. Dan dengan pertimbangan itulah, saya akhirnya singgah di salah satu kafe di situ. 

Lebih dari tiga jam Walking City Tour atau wisata jalan kaki memang cukup menguras stamina. Dan tidak ada yang lebih pas untuk menemani waktu rehat sejenak itu daripada secangkir kopi hitam. Apalagi kopi hasil traktiran teman perjalanan. Olala, sedapnya! :)

***

Kelapa Gading, 15 September 2022

Oleh: Tonny Syiariel

Catatan: Semua foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi, kecuali1 foto di Stone Gate.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun